Tuesday, February 12, 2008

dari mana asal nama Indonesia

0

PADA zaman purba, kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai *Nan-hai*(Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini *Dwipantara* (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta *dwipa* (pulau) dan *antara* (luar, seberang).

Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke *Suwarnadwipa* (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut tanah air kita *Jaza'ir al-Jawi* (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah *benzoe*, berasal dari bahasa Arab *luban jawi*(kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon *Styrax sumatrana* yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra.

Sampai hari ini jemaah **** kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. "Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi (Sumatra, Sulawesi, Sunda, semuanya Jawa)" kata seorang pedagang di
Pasar Seng, Mekah.

Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia. Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang". Sedangkan tanah air kita memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (*Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien*) atau "Hindia Timur" *(Oost Indie, East Indies, Indes Orientales)* . Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (*Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais*).

Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah *Nederlandsch- Indie* (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah *To-Indo* (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu *Insulinde*, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (bahasa Latin *insula* berarti pulau). Tetapi rupanya nama *Insulinde* ini kurang populer. Bagi orang Bandung, *Insulinde* mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.

Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang kita kenal sebagai Dr. Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.

Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari *Jawadwipa*( Pulau Jawa). Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada, *"Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa" *(Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat).

Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara,
maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di antara dua benua dan dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.

Sampai hari ini istilah nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah Indonesia. Kini akan kita telusuri dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul.

Nama Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, *Journal
of the Indian Archipelago and Eastern Asia*
(JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel *On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations*. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (*a distinctive name*), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama:
*Indunesia* atau *Malayunesia* (*nesos* dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: *... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.*
Earl sendiri menyatakan memilih nama *Malayunesia* (Kepulauan Melayu) daripada *Indunesia* (Kepulauan Hindia), sebab *Malayunesia* sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan *Indunesia* bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah *Malayunesia* dan tidak memakai istilah *Indunesia*.

Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel *The Ethnology of the Indian Archipelago. * Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama *Indunesia* yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan: *Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago. *
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!

Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku *Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel* sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam *Encyclopedie van Nederlandsch- Indie*tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.

Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama *Indonesische Pers-bureau. *

Makna politis
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.

Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa *Handels Hoogeschool* (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama *Indische Vereeniging* ) berubah nama menjadi *Indonesische Vereeniging* atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, "Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (*de toekomstige vrije Indonesische staat*) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (*een politiek doel*), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (*Indonesier* ) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya. "

Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan *Indonesische Studie Club*pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 *Jong Islamieten Bond* membentuk kepanduan *Nationaal Indonesische Padvinderij* (Natipij) . Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda.

Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota *Volksraad* (Dewan Rakyat; DPR zaman Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch- Indie". Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah.

Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda" untuk selama-lamanya. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah Republik Indonesia.

dari sebuah milis

Sunday, January 13, 2008

Pemberian ASI Ekslusif Adalah Hak Anak

0

Pemberian ASI ekslusif, saat ini marak dikampanyekan. Di televisi pun telah ditayangkan iklan layanan masyarakatnya. Pun demikian, pihak susu formula juga gencar mempromosikan produknya, baik terselubung atau tidak.

Pemberian ASI ekslusif merupkan bentuk penegakan Hak Asasi Manusia sejak dini, dalam hal ini adalah hak asasi anak. Sebagaimana dalam Konvensi Hak Anak (KHA), ada 4 hak dasar anak yaitu hak hidup, perlindungan, tumbuh kembang dan berpartisipasi. Pemberian ASI ekslusif dapat dimasukkan dalam hak tumbuh kembang. Ini disebabkan pemberian ASI memberi manfaat dalam proses tumbuh kembang anak, karena:

ASI merupakan nutrisi dengan kualitas terbaik
ASI memiliki kandungan kimia/ gizi yang ideal, yaitu air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan kalori
ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang baru lahir mendapatkan zat kekebalan tubuh secara alami dari ibunya melalui placenta. Namun kadar zat ini cepat sekali menurun setelah bayi lahir dan badan bayi baru membuat zat kekebalan yang cukup banyak pada usia 6 - 9 bulan. ASI merupakan cairan hidup yang mengandung zat kekebalan. KOlostrum mengandung zat kekbalan 10 - 17 kali lebih banyak dari susu matang.
ASI dapat meningkatkan kecerdasan
ASI dan menyusui secara eksklusif akan menciptakan faktor lingkungan yang optimal untuk meningkatkan kecerdasan bayi. ASI mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi
ASI dapat meningkatkan jalinan kasih sayang, sehingga bayi berpotensi untuk berperangai baik
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui, masih dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tentram dan terlindungi. Perasaan inilah yang kemudian menjadi dasar perkembangan emosi bayi.

Dari hal tersebut, jelaslah bahwa pemberian ASI eksklusif sesuai dalam prinsip yang terkandung dalam KHA, yaitu yang terbaik bagi anak.

Wednesday, January 02, 2008

Save Our Earth for Peace

0


Tanggal 1 Januari, diperingati sebagai hari perdamaian di berbagai belahan dunia. Momen tahun baru tentu saja diiringi dengan harapan akan adanya kedamaian, dunia yang damai bagi semua.

Perdamaian nampaknya menjadi barang yang mahal saat ini.

Tuesday, January 01, 2008

perempuan, di mana dalam sejarah

0

Sejarah bangsa Indonesia nampaknya lebih didominasi oleh laki-laki. Namun tulisan ini tentu saja tidak ingin menghadapkan laki-laki vis a vis perempuan. Hanya saja menarik untuk dicermati bagaimana sebenarnya peran perempuan di Indonesia.

Ada beberapa pahlawan perempuan yang tercatat dalam sejarah, sebut saja R.A. Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien, Roehana Kudus, Nyi ageng Serang dan Cut Meutia. Namun rasanya jumlah pahlawan laki-laki lebih banyak beberapa kali lipatnya. Dalam sejarah Indonesia, nampaknya kiprah perempuan kurang mendapat porsi yang besar.

Organisasi perempuan pertama di Indonesia adalah Putri Mardika, yang dibentuk pada tahun 1912. Mereka menuntut hak-hak demokratis, menentang poligami dan perkawinan kanak-kanak. Pada tahun 1920an, banyak organisasi perempuan berdiri. Di tahun 1930, Isteri Sedar muncul sebagai sebuah organisasi perempuan radikal yang menyerukan agar perempuan berpartisipasi dalam politik dan memfokuskan pada kesengsaraan kaum perempuan kelas bawah. Ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut telah ada gerakan feminis di Indonesia yang menuntut terpenuhi dan terlindunginya hak perempuan. Jadi gerakan feminis sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia.

Kartini tidak bisa dilepaskan dalam sejarah perempuan di Indonesia. Namanya disebut-sebut sebagai perempuan yang pertama mengajukan ide tentang emansipasi perempuan. Sampai-sampai hari kelahirannya diperingati sebagai hari Kartini. Tidak heran jika ditanya siapa pahlawan perempuan, pasti nama Kartinilah yang pertama akan disebut.

Organisasi perempuan yang cukup bagus selama ini adalah Gerwani. Namun pada masa Soeharto, peran politik perempuan dihancurkan. Gerwani dilabeli sebagai organisasi terlarang. Kebebasan perempuan dalam berorganisasi diberangus.

Di era Orde Baru, ketidakadilan terhadap perempuan dilanggengkan. Pada masa ini, dapat dibilang adanya tahap 'ibuisme'. Perempuan diberi peran sebagai pengurus rumah tangga dan pendukung setia keluarga. Hal tersebut diungkapkan dalam gerakan resmi PKK, di mana organisasi tersebut adalah basis untuk organisasi perempuan yang didukung oleh negara.

Monday, December 31, 2007

Senengnya Nonton Persib

0


Minggu, 30 Desember 2007. Akhirnya kesampaian juga nonton Persib. Bareng ma mbak Tini datenglah ria ke stadion siliwangi buat nonton Persib. Dah lama banget ga nonton bola yang live gini. Asyik n seru juga... Yah pertandingan terakhir Liga Indonesia, yang gak terlalu penting karena gak nentuin apa-apa. But cukup menghibur dan jadi kado tahun baru buat para bobotoh.

Bareng ama bobotoh laennya ikut dukung Persib. Hasilnya, 3-0 buat Persib. Sempet kecewa juga sih dengan aksi bobotoh yang agak-agak rusuh. Bayangin aja, pas gol kedua persib, penonton masuk ke lapangan. Hasilnya pihak PSDS minta pertandingan dihentikan. Gak hanya itu aja, penonton pada nonton di pinggir lapangan (bener-bener di pinggir lapangan!!!).

Main Di Kandang Sendiri, Persib Menang Telak 3-0

0


Bermain di kandang sendiri, Minggu, 30 Desember 2007, Persib menang telak atas PSDS Deli Serdang, 3-0. Pertandingan penutup Liga Indonesia tersebut, memang bukanlah pertandingan yang menentukan karena tidak mempengaruhi posisi di klasemen. Kemenangan Persib ini cukup menghibur ‘bobotoh’ Persib karena tim maung Bandung ini gagal masuk ke babak 8 besar. 3 gol Persib dilesakkan oleh Lorenzo Cabanaz melalui titik penalti di menit ke-20, Redouane Barkaoui di menit ke-32 dan Zaenal Arif di menit ke-76.

Persib yang bermain dengan pemain yang sama ketika melawan Persiraja, kecuali Gilang Angga yang tidak diturunkan karena cidera, relatif menguasai pertandingan. Gol pertama Persib tercipta 20 menit kemudian melalui titik penalti. Cabanas yang mengeksekusi tendangan penalti, setelah sebelumnya dijegal Dedi Gusmawan, sukses menggetarkan gawang Fredy Herlambang. Barkaoui menambah keunggulan Persib, setelah berhasil memanfaatkan umpan silang Sony Kurniawan.

Secara beruntun, tendangan bebas Ansyari nyaris menggetarkan gawang Persib, namun berhasil oleh Tema Mursadat. Persib tetap unggul hingga turun minum. Persib akhirnya mampu menambah keunggulan menjadi 3-0 setelah sejumlah peluang gagal berbuah gol. Gol terakhir Persib dicetak melalui tandukan kepala Zaenal Arief yang memanfaatkan umpan Cabanas.

Pertandingan yang berlangsung di Stadion Siliwangi Bandung tersebut dipadati oleh para bobotoh. Stadion Siliwangi yang hanya berkapasitas 23.000 orang dipadati oleh kurang lebih 28.000 bobotoh. Para bobotoh ini bahkan menonton dari pinggir lapangan. Akibat ulah bobotoh yang masuk ke lapangan, ketika merayakan gol Barkaoui, pihak PSDS sempat menarik pemainnya dan akan menghentikan pertandingan karena menilai situasi kurang kondusif. Pertandingan pun sempat terhenti hingga 8 menit. Namun kemudian, PSDS bersedia untuk melanjutkan pertandingan dengan catatan, penonton tidak akan masuk ke lapangan. Jika kemudian ada penonton yang masuk ke lapangan, pihak PSDS tidak akan melanjutkan pertandingan. Pertandingan pun kembali berlangsung, dan bobotoh masih bisa tertib.

Para bobotoh yang memadati stadion Siliwangi merayakan kemenangan tim kesayangannya tersebut dengan teriakan yel-yel dan pesta kembang api. Begitu peluit tanda berakhir pertandingan ditiupkan, bobotoh ini segera memasuki lapangan pertandingan dan menyerbu para pemain.

Kemenangan Persib ini merupakan kado tahun baru bagi pendukungnya. Apalagi dalam pertandingan putaran pertama Persib kalah dari PSDS dan selama putaran kedua, Persib belum pernah meraih kemenangan di kandangnya sendiri.

Saturday, December 22, 2007

Hari Perempuan Indonesia

0

22 Desember diIndonesia diperingati sebagai hari ibu. Sementara itu, di negara lain yaitu Amerika Serikat dandan 75 negara lain (Kanada, Australia, Jerman, Jepang, Italia), hari ibu atu mother's day diperingati pada hari minggu minggu kedua bulan Mei. Sementara itu, di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, diperingati setiap bulan Maret.
Sejarah Hari Ibu
Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan di tahun 1928. Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, yang diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi-organisasi perempuan mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta dan membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani), kongres berikutnya diadakan di Jakarta dan Bandung. Kongres pertama tersebut dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Tujuan kongres ini untuk mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan perempuan Indonesia dan menggabungkan organisasi-organisasi perempuan Indonesia dalam suatu badan federasi yang demokratis tanpa memandang latar belakang agama, politik, dan kedudukan sosial dalam masyarakat.


Peristiwa tersebut dianggap sebagai salah satu tonggak penting dalam sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia.Kongres ini adalah salah satu puncak kesadaran berorganisasi kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya gerakan feminis telah ada di Indonesia pada waktu itu.

Hari Perempuan Indonesia
Apabila ditilik dari sejarahnya, menurut saya perjuangan yang dilakukan oleh perempuan pada saat itu lebih berfokus pada perempuan pada umumnya. Tidak secara spesifik tentang persoalan ibu. Ini penting karena apa yang diperjuangkan pada waktu itu adalah tentang "hak-hak perempuan".

Perayaan hari ibu ini justru membuat pemahaman masyarakat lebih kepada penghargaan terhadap ibu, atas perannya yang telah melahirkan, membesarkan, mendampingi suami, dan lainnya. Oleh karenanya peringatan hari ibu ini menjadi terjebak pada pemberian kado untuk ibu. Sebagai bentuk penghormatan,kaum perempuan dibebaskan dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.

padahal apabila kita melihat sejarah munculnya hari ibu di Indonesia ini berbeda dengan hari ibu di negara-negara lain. Kelompok perempuan di Indonesia pada waktu itu sudah cukup progresif dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Perayaan hari ibu, menurut saya akan mengaburkan nilai-nilai perjuangan aktivis perempuan pada saat itu.

Jadi, selamat hari perempuan!!!

Sunday, December 16, 2007

Beberapa hal makan yang baik

0


Tubuh langsing nampaknya saat ini menjadi idaman setiap perempuan. Ya, cantik saat ini memang dicitrakan dengan tubuh langsing (salah satunya). Namun menurut saya, yang paling penting adalah bagaimana makan yang baik. Karena keinginan untuk memiliki tubuh langsing seringkali membawa dampak yang tidak baik (baca deh Mitos Kecantikannya Naomi Wolf, meskipun katanya datanya ada yang salah).

Berkaitan dengan hal tersebut, tentu saja dihadapkan dengan gempuran industri makanan, terutama makanan fast food. Coba saja hitung berapa jumlah iklan makanan fast food atau produk siap saji lainnya di televisi dalam satu hari.

Beberapa hal yang ada di sini merupakan kutipan dari sebuah situs, tentang bagaimana makan yang baik.
Kurangi makan makanan yang mengandung karbohidrat
Ini mungkin cukup sulit. Termasuk di dalamnya adalah roti, pasta, gula, sereal, jus buah dan muffin.

Minum air yang bersih

hindari gula dalam segala bentuknya

Wednesday, November 28, 2007

Buy Nothing Day

0

Hari Tanpa Membeli atau Buy Nothing Day dicetuskan leh seorang seniman yang berasal dari Vancouver, Ted Dave. Ide ini kemudian dipromosikan oleh majalah Adbusters Kanada pada tahun 1993. Orang-orang yang merayakan hari tersebut tidak akan melakukan transaksi jual-beli selama 24 jam, kemudian biasanya partisipan melakukan aksi kampanye yang menyerukan bahaya konsumerisme kepada publik, dan mengajak mereka untuk berpartisipasi. Hari Tanpa Belanja saat ini telah dirayakan secara internasional di lebih dari 30 negara.

Intinya hari tanpa belanja merupakan ide sederhana yang mengajak bersikap kritis pada budaya konsumen dengan jalan tidak berbelanja selama sehari. Ini tentu saja merupakan bentuk perlawanan terhadap budaya konsumerisme. Sebagai konsumen, sudah selayaknya, kita mempertanyakan tentang produk-produk yang kita beli serta perusahaan yang membuatnya (baca deh You is what you buy).

Perayaan hari tanpa belanja ini berbeda-beda. Di Amerika Serikat dan Kanada, Hari Tanpa Belanja biasanya dirayakan sehari setelah hari perayaan Thanksgiving. Namun di Indonesia, Hari Tanpa Belanja biasa dirayakan pada hari Sabtu pada minggu terakhir bulan November. Begitu juga ditempat lainnya, hari dipilih berdasarkan hari yang paling memungkinkan pada saat itu orang-orang menghabiskan waktu untuk berbelanja.

Serbuan tekhnologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan tingginya budaya konsumerisme. Jika kita melihat tayangan televisi, sebagian besar tayangannnya adalah iklan yang mengajak pemirsanya untuk berbelanja. Sebenarnya, bukan hanya belanja yang berbahaya, tetapi juga produk yang kita beli. Negara-negara kaya di Barat (hanya 20% dari populasi dunia) mengkonsumsi lebih dari 80% sumber alam dunia, dan menyebabkan ketakseimbangan dan kerusakan lingkungan, serta kesenjangan distribusi kesejahteraan. Kita patut cemas pada cara barang-barang kita dibuat. Juga banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan tenaga kerja di negara-negara berkembang karena murah dan tidak ada sistem perlindungan pekerja.

Hari tanpa belanja mungkin tidak akan mengubah gaya hidup seseorang dalam waktu 1 hari (lagipula peringatan ini juga kurang populer). Namun dengan melakukannya, adalah sebuah pengalaman dalam melakukan perubahan. Perubahan untuk berpikir kritis terhadap belanja dan apa yang kita beli. Jadi 24 jam tanpa berbelanja mungkin akan menjadi pengalaman untuk memulai sebuah perubahan dan berpikir kritis. Apa yang kita beli mungkin saja berpengaruh/ berdampak terhadap lingkungan atau orang lain.