Showing posts with label backpacker. Show all posts
Showing posts with label backpacker. Show all posts

Thursday, August 28, 2014

Bersama Air Asia, Saya ke HCMC: Dari Sanalah Petualangan Backpacker Bermula

15

Sejak kecil, saya ingin sekali pergi ke luar negeri, bahkan ketika masih SD, saya ingin sekali menjadi presiden agar bisa pergi ke banyak Negara. Ini gara-gara waktu kecil melihat TV tentang berita kunjungan presiden dari Negara satu ke Negara yang lain. Hal ini tentunya yang lumrah bagi seseorang yang belum pernah ke luar negeri dan bepergian ke luar kota pun bisa dihitung dengan jari.

Akhirnya mimpi saya untuk pergi ke luar negeri pun menjadi nyata. Saya masih teringat, tahun 2009 kala itu ketika saya membuka email salah satu anggota milis mengenai promo tiket di Air Asia. Awalnya iseng saja, saya membuka situs Air Asia dan memilih perjalanan ke Ho Chi Minh City (HCMC). Sengaja saya memilih HCMC, karena saya tertarik untuk pergi ke Vietnam, Negara yang berhasil mengalahkan Amerika dan biaya hidupnya pun tidak terlalu mahal. Saya mendapatkan tiket promo Jakarta – HCMC pulang pergi Rp750.000,- Harga yang murah untuk ke luar negeri dan sesuai dengan kantong saya. Segera saya menelpon kakak saya, dan menceritakan tentang hal tersebut. Gayung bersambut, dan akhirnya kami berdua memesan tiket Jakarta – HCMC untuk keberangkatan Februari 2010. Rasanya lama sekali menunggu saat itu, dan tak bosan-bosannya kami menghitung hari serta mempersiapkan diri dengan banyak membaca catatan perjalanan orang-orang yang pernah ke HCMC.

Sebelumnya, saya banyak mendengar komentar orang-orang bahwa bepergian dengan Air Asia hanya membayar kursi saja, tidak termasuk bagasi, makan dan sebagainya. Kita tidak pernah tahu kalau tidak mencoba bukan? Lagipula, kalau kita tidak membutuhkan bagasi, mengapa harus membeli bagasi? Demikian halnya dengan makan. Ketika yang dijual adalah kursi dan menjadikan harga tiket menjadi murah, tentunya membuat pengalaman terbang bisa menjadi milik banyak orang, bukan melulu orang yang berkantong tebal.

Eng..ing eng… Akhirnya, hari yang dinanti pun tiba. Pengalaman pertama pergi ke luar negeri dan tentu saja pengalaman pertama backpacker. Tidak ada kendala ketika terbang, pramugarinya pun sangat ramah, dan akhirnya kami tiba di bandara HCMC. 


foto: www.paradiso-tour.com
Esok hari kami menjelajahi HCMC dari Chu Chi Tunnel hingga Pasar Ben Tham. Tak hanya itu, kami juga berkenalan dengan para pelancong lainnya, yang kebanyakan dari Negara asing, hal ini tentu saja semakin membuat lengkap pengalaman traveling kami. Selain tentu saja pengalaman berburu penginapan murah atau makanan murah dan halal. Setelah dihitung, pengeluaran kami sekitar Rp1.500.000,- untuk 3 hari 2 malam di HCMC. Kebanyakan pengeluaran adalah untuk membeli oleh-oleh. Maklum pertama kali ke luar negeri, pastilah banyak barang yang ingin dibeli.


menyusuri sungai Mekong
bertemu dengan traveler lainnya
Pengalaman ke luar negeri itu, yang kemudian membuat saya ketagihan untuk kembali melakukan backpacker (memang benar travelling is never enough). Hal ini juga menimbulkan semangat saya untuk mencari beasiswa ke luar negeri. Bukan karena mengejar prestige, namun saya ingin belajar di negeri orang, tidak hanya masyarakat dan budayanya tetapi juga bagaimana bisa survive di Negara asing. Agustus 2010, saya mendapatkan beasiswa ke Thailand dan Agustus 2011, saya mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar di Finlandia. Selain belajar, saya juga melakukan backpacker ke Negara-negara lain.

Tak cukup hanya di situ, Airasia pun kembali memfasilitasi saya melakukan perjalanan baru, kali ini solo backpacker. Harga tiket yang terjangkau dan kesulitan mencari teman perjalanan, membuat saya memutuskan untuk melakukan solo backpacker. Pengalaman solo backpacker saya adalah Medan dan Macau yang semuanya mengajarkan saya untuk lebih mandiri. 
Melihat Panda di Parque de Seak Pai Van, Macau

Pengalaman-pengalaman tersebut pastinya tidak akan berhenti sampai di situ saja, karena saya masih ingin berpetualang ke banyak tempat di dalam negeri serta mengunjungi Negara tetangga. Saya juga masih bermimpi pergi ke Nepal untuk melihat Himalaya, semoga bisa mendapatkan tiket murah di Air Asia atau syukur-syukur bisa menang kompetisi ini ;) 

Semoga Air Asia meluaskan penerbangannya tidak hanya rute domestik tapi juga mancanegara, dan tentu saja semoga semakin banyak promo-promo penerbangan. 



tulisan ini dibuat untuk mengikuti Kompetisi Blog 10 Tahun AirAsia Indonesia. 

Sunday, September 08, 2013

Catatan Perjalanan: Trip ke Gunung Padang

0






Perjalanan kali ini bermula dari keinginan untuk lepas sejenak dari rutinitas pekerjaan serta kegaduhan ibukota, dan juga keinginan untuk berpetualang. Yang terakhir ini, bisa jadi porsinya jauh lebih besar, hehehe. Kali ini yang jadi target adalah Gunung Padangdi Cianjur, yang baru-baru ini membawa kehebohan karena digadang-gadang sebagai salah satu situs tertua di dunia. Diperkirakan situs ini dibangun pada 8000 sM, lebih dahulu dibandingkan dengan Piramid Mesir. 😮

Bertujuh kami kesana, dan sepakat untuk berkumpul di terminal Kampung Rambutan. Kami kemudian mencari bus tujuan ke Garut (IDR 22.000). Sayangnya, kami terlambat mengawali perjalanan, saat kami sampai di Puncak Bogor, polisi sudah memberlakukan sistem satu jalur untuk kendaraan dari Jakarta. Inilah yang membuat perjalanan kami terasa lama. Dalam kondisi ini, tenang saja ada banyak orang yang berjualan makanan dan bisa keluar dari kendaraan juga untuk melepas penat setelah duduk di dalam bus. 

Setelah menunggu lebih dari satu jam, perjalanan pun dimulai kembali. Di bus yang kami naiki, kami sempat bertanya kepada salah seorang penumpang dan menyarankan agar berhenti di perempatan sebelum terminal bus Garut. Mengikuti saran tersebut, kami turun di persimpangan dan naik angkutan umum ke Warung Kondang (IDR3.000). Dari Warung Kondang ke Gunung Padang, kami menyewa mobil angkot (IDR120.000 untuk 7 orang). Sangat sulit untuk mencapai Gunung Padang dengan kendaraan umum, karena belum ada jalur transportasi ke sana. Kami juga bernegosiasi dengan sopir angkot agar bisa berhenti di Stasiun Kereta Lampegan dan juga warung kecil untuk makan siang. 

mobil angkot yang kami sewa (Foto: Dok Pribadi)

Stasiun Kereta Api Lampegan 
Jangan lupa sebelum sampai ke Gunung Padang, singgah lebih dulu ke Stasiun Lampegan. Stasiun ini merupakan stasiun ini pada tahun 2001 sempat ditutup dan difungsikan kembali pada tahun 2010. Stasiun yang dibangun pada tahun 1882 itu terletak di jalur KA Manggarai - Padalarang. Jadi sebenarnya bisa juga naik kereta dan turun di Stasiun ini, namun stasiun ini hanya melayani Kereta Api Siliwangi (Cianjur - Sukabumi). Jadi jika mau naik kereta, harus ke Sukabumi dahulu kemudian naik Kereta Api Siliwangi dan turun di Stasiun Lampegan. Dari Stasiun Lampegan ke Gunung Padang bisa naik ojek. 

Konon nama lampegan berasal dari kata-kata yang diucapkan kepada para pekerja yang sedang membuat terowongan untuk menghindari bahaya, yaitu lamp pegang... lamp pegang.... Terowongan kereta di stasiun Lampegan merupakan terowongan pertama di Jawa Barat. It has 415 meters long, pretty long and dark. Inilah pesonanya, karena panjang dan gelap jadi a bit spooky. 

Stasiun Lampegan (foto: dok pribadi)


Lampegan tunnel (foto: dok pribadi)

inside the tunnel (foto: dok pribadi)


Menuju Gunung Padang 
Setelah menikmati pemandangan di Stasiun Lampegan, termasuk masuk ke terowongan kereta, kami pun meneruskan perjalanan ke Gunung Padang. We enjoy the beautiful scenery of tea plants along the way to the site. It was really refreshing, different from the scenery in Jakarta (of course...). Usually I always fall a sleep during the trip, but the beautiful scenery made me stay awake (but not the way back, lol).

And jeng..jeng.... Finally, we arrived the gate to Gunung Padang, the biggest megalithikum site. Harga tiket masuk untuk wisatawan lokal IDR2.000 sementara untuk wisatawan mancanegara IDR50.000. 

It is not to difficult to reach the top of Gunung Padang but very tiring. There was 378 stairs step upstairs. Technically there was five levels of terraces that divided into two main areas. Terdapat banyak sekali batu-batu di sana, dan kami diingatkan untuk tidak memindahkan susunan batu-batu tersebut. Beberapa batu bisa menghasilkan suara seperti gamelan jika ditabuh. 


Serba lima di gunung padang
Uniknya, dari cerita pemelihara situs gunung padang, gunung padang identik dengan angka lima. Situs ini terdiri dari lima undakan, hampir sebagian besar batu berbentuk segi lima. Dari Gunung Padang bisa melihat 5 gunung, yaitu gunung Gede, Pangrango, Pasirpogor, Kancana dan Batu. 






Friday, March 08, 2013

Catper: Macau - Hongkong (1st day)

0

Akhirnya jadi juga rencana backpacker ke Macau dan Hongkong. Tiketnya sudah dibeli sejak tahun lalu, dan sebetulnya sempat berpikir untuk membatalkan karena thesis, konferensi dan magang. Namun akhirnya jadi juga.. meski saya harus mengubah jadwal kepulangan (dari semula tanggal 5 menjadi tanggal 3 Maret). Tentunya, harus merogoh kocek lagi, semula harga tiket pp 3,900 THB, karena merubah tiket harus menambah 1,100 THB. Ini adalah solo backpacker saya kedua di tahun ini.

Perjalanan Bangkok - Macau memakan waktu kira-kira 3 jam, dan Macau 1 jam lebih dahulu dibanding Bangkok. Seperti yang sudah direncanakan, saya menginap di bandara (hasil googling, bisa bermalam di bandara). Artinya, saya bisa mengurangi budget trip ini karena harga penginapan di Macau cukup mahal. Semakin malam, banyak orang yang melakukan hal yang serupa. Bandara Macau cukup nyaman, ada beberapa kursi yang bisa dijadikan tempat untuk tidur dan juga fasilitas wifi (namun akan terputus setiap 45 menit). 

Saya sampai di Macau pukul 5 sore, jadi bisa menjelajah kota sebentar. Dari Bandara ke kota Macau cukup mudah karena ada fasilitas shuttle bus yang disediakan hotel-hotel dan casino di Macau yang bisa dimanfaatkan, dan tentunya gratis. Saya naik bus Venetian dan menjelajah the Venetian. Selama di sana, ada banyak orang Indonesia yang saya temui, hanya bersapa dengan beberapa di antaranya. Mengitari the Venetian ini mengingatkan saya pada salah satu adegan di drama F4, ketika Sanchai naik gondola bersama Dau Ming Tse. Harga yang ditawarkan untuk naik Gondola adalah 100 dollar, saya tidak mencobanya karena mahal (akhirnya belum juga kesampaian naik gondola, ketika di Venezia saya juga tidak melakukannya dengan alasan yang sama).

patung di dekat lobby utama the Venetian

in somehow, it reminds me of the memory in Venezia, Italy. I miss that city a lot


pertunjukan musik

Orang Indonesia yang saya temui di the Venetian menanyakan apakah sudah menonton pertunjukkan house of dancing water di City of DreamTertarik dengan gambaran merekasaya menuju ke City of Dreamsada shuttle bus gratis di West lobby tapi sebenarnya City of Dreams bisa ditempuh dengan jalan kaki, karena letaknya di depan the Venetian (melalui lobby utama). Sayangnya saya terlambat untuk ke sana, karena pertunjukkan selesai pukul 19.00 dan untuk melihatnya, lebih baik pesan tiket terlebih dahulu. 

Saya kemudian ke Galaxy yang juga tidak terletak jauh dari the Venetian. Ada shuttle bus gratis yang disediakan. Jika mau berjalan kaki bisa jugadari west lobby the Venetian kemudian berjalan kurang lebih 5 menit. Saya hanya di lantai dasar Galaxy dan melihat fortune diamond serta pertunjukkannya. Iseng-iseng melihat beberapa koin yang dijatuhkan di situ, saya ikut juga menjatuhkan recehan THB saya.

Fortune of Diamond @ Galaxy
saat pertunjukkan, fortune diamond akan bercahaya

Shuttle bus dari the Venetian ke bandara terakhir beroperasi jam 11 malam, karena takut tidak mendapatkan tempat, saya kemudian bergegas menuju shuttle bus ke bandara (ada di main lobby). Perjalanan saya di hari pertama hanya mengeluarkan uang untuk membeli makanan di Mc D yang ada di bandara.


Fountain show at Wynn Hotel Macau
Sunday to Friday: 11:00 am to 9:45 pm
Saturday and eve of public holiday: 11:00 am to 10:45 pm
Each show lasts approximately three minutes and runs alternately at 15 minutes intervals

Fortune of Diamond at Galaxy Hotel
Galaxy Hotel Lobby at the Cotai Strip
Sunday to Thursday: 10 am - 12 am
Friday to Saturday: 10 am -2 am


Friday, January 06, 2012

Europe Trip

2


Judul postingan ini mirip dengan judul film yang baru saja saya tonton. Sengaja memang, namun perjalanan saya tidak untuk menemui penpal dan menyatakan perasaan hati pada orang tersebut. Akhirnya mimpi untuk jalan-jalan d Eropa kesampaian juga, meski tidak semua negara Eropa saya jamah. Semoga masih ada next time buat saya. Amien..

Kalo boleh dibilang perjalanan ini kurang well-prepared karena sebelumnya disibukkan dengan ujian dan tugas-tugas. Namun masih bisa searching tiket pesawat dan hostel. Perjalanan ini dimudahkan karena saat ini saya tinggal di Finland dan memiliki residence permit jadi bebas ke negara Uni Eropa lainnya.

Perjalanan ini benar-benar tidak ada duanya, bagaimana tidak. Beberapa jam sebelum berangkat saya masih mengerjakan soal ujian dan kemudian disibukkan membeli sepatu boots. Deritanya tidak berhenti sampai di situ saja, cerita sebelum berangkat bisa dilihat di sini.

bersambung

Meski perjalanan

Tuesday, August 09, 2011

Ngabuburit di Kampung Jawa, Ketemu Cucunya KH Ahmad Dahlan

0

Ngabuburit kali ini saya pergi ke Kampung Jawa di Bangkok. Cukup mudah untuk menuju Kampung Jawa, dari AIT naik van ke Victory Monument (30 THB) dilanjutkan menggunakan BTS ke Surasak (35 THB). Turun dari BTS dari exit nomor 4 dan jalan menuju gang pertama di sebelah kiri. Anda bisa pula menanyakan pada penduduk sekitar tentang lokasi surau (untuk masjid disebut surau). Meskipun terkenal dengan nama kampung jawa, namun kebanyakan penduduk yang saya temui tidak bisa berbahasa Jawa, atau jikapun bisa hanya sedikit-sedikit. Adapula yang bisa berbahasa Indonesia. Beberapa penduduk kebanyakan adalah generasi ketiga atau keempat, beberapa dari mereka yang saya temui, tidak mengetahui tepatnya daerah asal orang tuanya di Jawa. Namun, beberapa di antara mereka bisa berbahasa Indonesia. 

Selain Masjid Jawa, terdapat pula pekuburan muslim di sana dan juga madrasah untuk mengaji yang diselenggarakan selepas maghrib, namun selama bulan puasa ini tidak ada kegiatan. Ngabuburit di Kampung Jawa cukup asyik, bagaimana tidak karena sepanjang jalan ada banyak penjual makanan dan halal pastinya. Menurut salah seorang penjual, dia berjualan selama bulan puasa saja. Saya membeli makanan untuk sahur (chicken, lupa namanya) seharga 30 THB. Jika ingin membeli ta'jil untuk buka puasa pun ada banyak pilihan. Anda pun bisa berbuka puasa di Masjid Jawa. Meski namanya masjid Jawa, namun tidak tertutup kemungkinan bagi orang luar yang ingin bergabung. Kala itu saya lihat ada juga orang dari Asia Selatan pun datang ke sana. Di sana saya berkenalan dengan Ibu Asmi, yang kebetulan bertanggung jawab untuk konsumsi hari itu. Saya cukup beruntung karena beliau bisa berbahasa Inggris. Ayah bu Asmi dari Jawa yang telah lama tinggal di Thailand dan ibunya dari Singapura. Sayangnya beliau tidak bisa menjelaskan sejarah orang tuanya sampai di Thailand. "Dulu saya bisa bahasa Jawa, tapi sekarang sudah lupa," demikian tutur bu Asmi. Bu Asmi dahulu tinggal di Kampung Jawa, namun sekarang beliau tinggal di daerah Ramkamheng. Sebelum adzan maghrib kami berkumpul di dalam surau dan mengaji bersama-sama. Selesai mengaji, seorang Bapak membagikan uang 20 THB kepada orang yang datang. Pukul 6.30 pm, kami duduk di meja dan kursi yang sudah disediakan plus hidangan buka puasa. 1 meja terdiri dari 2 kursi untuk 4 orang dan masing-masing meja ada 1 nampan besar berisi makanan: kurma, bakpau (isi ayam dan bakpau manis), dan makanan khas Thai yang saya tak tahu namanya. Ada juga jahe hangat, es kayu manis dan milo. Selesai menikmati makanan, kami mengikuti shalat maghrib berjamaah disana dan menikmati jamuan makan malam. Uniknya, makan tidak menggunakan piring, namun langsung di nampan besar (1 meja 1 nampan), sehingga terasa sekali kebersamaannya. Selain nasi terdapat pat khing (tumis kacang panjang dan ayam), gorengan yg terbuat dari ikan (semacam fish nugget), dan sayur dgn kuah ada beef dan beberapa dedaunan lain yang saya tidak tau namanya. Serta kelengkeng dan rambutan sebagai pencuci mulut. Melalui tata cara ini, saya benar-benar merasa rasa kebersamaan. 


Selesai menyantap makanan, kami ngobrol dengan beberapa orang di sana. Mereka bercerita tentang leluhur mereka yang berasal dari jawa. Kemudian kami bertemu dengan Ibu Walidah dan anaknya yang mengajak kami datang ke rumahnya. Bahkan mereka mengajak kemi menginap pula. Ketika sampai di sana, kami baru mengetahui ternyata beliau adalah cucu KH Ahmad Dahlan. Beliau sedikit-sedikit bisa berbahasa Indonesia dan menceritakan tentang sejarah keluarganya di sana. Ibu Walidah Dahlan adalah anak terakhir dari 10 bersaudara dari anak laki-laki KH Ahmad Dahlan. more photo can be viewed here