Showing posts with label You is What You buy. Show all posts
Showing posts with label You is What You buy. Show all posts

Wednesday, November 26, 2008

24 Jam Tanpa Belanja: Buy Nothing Day di Tengah Gempuran Konsumerisme

3

Aktivitas belanja saat ini tampaknya telah menjadi gaya hidup banyak orang. Jika meminjam Kata-kata seorang teman yang menggambarkan konsumerisme saat ini adalah "saya belanja maka saya ada". Ini tidaklah berlebihan jika melihat berjamurnya mall mall di hampir tiap sisi kota yang tidak pernah sepi dari pengunjung. Apabila menggunakan teori N-ach, maka gejala konsumerisme yang ada saat ini merupakan bentuk dari need of display atau need of prestige. Jika semula belanja merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Maka saat ini belanja bagaian dari kebutuhan akan prestige. Dimana demi untuk mengikuti trend yang berlaku saat ini, maka kegiatan belanja dilakukan. Trend, mode telah menjadi bagaian yang menggerakkan aktivitas belanja. Buy Nothing Day merupakan ajakan untuk tidak berbelanja dalam 1 hari (tulisan tentang ini sudah pernah saya posting sebelumnya - red). Ajakan untuk menjadi konsumen yang cerdas dan kritis. Pernahkah kita berpikir, terbuat dari apakah barang yang kita konsumsi? Apakah terbuat dari bahan yang ramah lingkungan?

Wednesday, November 28, 2007

Buy Nothing Day

0

Hari Tanpa Membeli atau Buy Nothing Day dicetuskan leh seorang seniman yang berasal dari Vancouver, Ted Dave. Ide ini kemudian dipromosikan oleh majalah Adbusters Kanada pada tahun 1993. Orang-orang yang merayakan hari tersebut tidak akan melakukan transaksi jual-beli selama 24 jam, kemudian biasanya partisipan melakukan aksi kampanye yang menyerukan bahaya konsumerisme kepada publik, dan mengajak mereka untuk berpartisipasi. Hari Tanpa Belanja saat ini telah dirayakan secara internasional di lebih dari 30 negara.

Intinya hari tanpa belanja merupakan ide sederhana yang mengajak bersikap kritis pada budaya konsumen dengan jalan tidak berbelanja selama sehari. Ini tentu saja merupakan bentuk perlawanan terhadap budaya konsumerisme. Sebagai konsumen, sudah selayaknya, kita mempertanyakan tentang produk-produk yang kita beli serta perusahaan yang membuatnya (baca deh You is what you buy).

Perayaan hari tanpa belanja ini berbeda-beda. Di Amerika Serikat dan Kanada, Hari Tanpa Belanja biasanya dirayakan sehari setelah hari perayaan Thanksgiving. Namun di Indonesia, Hari Tanpa Belanja biasa dirayakan pada hari Sabtu pada minggu terakhir bulan November. Begitu juga ditempat lainnya, hari dipilih berdasarkan hari yang paling memungkinkan pada saat itu orang-orang menghabiskan waktu untuk berbelanja.

Serbuan tekhnologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan tingginya budaya konsumerisme. Jika kita melihat tayangan televisi, sebagian besar tayangannnya adalah iklan yang mengajak pemirsanya untuk berbelanja. Sebenarnya, bukan hanya belanja yang berbahaya, tetapi juga produk yang kita beli. Negara-negara kaya di Barat (hanya 20% dari populasi dunia) mengkonsumsi lebih dari 80% sumber alam dunia, dan menyebabkan ketakseimbangan dan kerusakan lingkungan, serta kesenjangan distribusi kesejahteraan. Kita patut cemas pada cara barang-barang kita dibuat. Juga banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan tenaga kerja di negara-negara berkembang karena murah dan tidak ada sistem perlindungan pekerja.

Hari tanpa belanja mungkin tidak akan mengubah gaya hidup seseorang dalam waktu 1 hari (lagipula peringatan ini juga kurang populer). Namun dengan melakukannya, adalah sebuah pengalaman dalam melakukan perubahan. Perubahan untuk berpikir kritis terhadap belanja dan apa yang kita beli. Jadi 24 jam tanpa berbelanja mungkin akan menjadi pengalaman untuk memulai sebuah perubahan dan berpikir kritis. Apa yang kita beli mungkin saja berpengaruh/ berdampak terhadap lingkungan atau orang lain.