Showing posts with label Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Indonesia. Show all posts

Thursday, September 15, 2022

Dialoog Hotel Banyuwangi, a green hotel with a great view

0

Banyuwangi menjadi salah satu wisata yang cukup populer saat ini, pemandangan alamnya yang indah dan juga berbagai festival yang ada menjadi magnet wisatawan untuk berkunjung. Tidak hanya itu saja, penerbangan langsung dari Jakarta pun sudah ada yang menjadikan akses ke Banyuwangi pun semakin mudah. 

Ada banyak penginapan di Banyuwangi yang bisa dipilih, dari hotel, villa, resort, dan guest house. Jika ada budget lebih untuk penginapan, Hotel Dialoog bisa menjadi pilihan untuk menikmati Banyuwangi. Kalo saya betah banget deh di hotel aja, pemandangan bagus banget cocok jadi tempat work from anywhere, dan buat nulis-nulis mungkin jadi banyak ide kali ya.... Bangun tidur dan mau tidur disuguhi pemandangan laut, dan pagi-pagi bisa menikmati matahari terbit dari balkon kamar. C'est magnifique...

pemandangan dari lobby hotel


Dari Bandara Banyuwangi, kurang lebih 45 menit sudah sampai di hotel ini. Letaknya agak masuk ke dalam dari jalan besar, dan anda akan melewati area persawahan sebelum sampai ke Hotel. Lokasinya pun dekat dengan pantai Solong dan Marina Boom. Untuk transportasi, jika tidak membawa kendaraan sendiri ada banyak pilihan dari Gojek, Grab, Traveloka atau rental mobil. Begitu memasuki hotel, ambiencenya asri, damai dan tenang. Hotelnya konsepnya back to the nature dengan nuansa lokal.  

Ada beberapa tipe kamar yang bisa dipilih yaitu Deluxe Garden, Deluxe Ocean dan Suite, dengan harga kamar termurah untuk tipe Deluxe Garden sekitar Rp1,6 juta. Semua kamar fasilitasnya lengkap, ada AC, TV kabel layar datar, meja, sofa, brankas dan balkon privat. Selain itu, ada berbagai fasilitas lain seperti kolam renang, gym, spa, meeting room dan restaurant. Uniknya toilet, kamar mandi dan wastafel terpisah. Jika stay sendiri mungkin jadi kurang praktis, namun jika stay dengan keluarga atau teman cukup membantu juga pemisahan ini. 

Sayangnya saya punya pengalaman buruk menginap di sini, yaitu digigit serangga semacam tomcat.  Hotel pun tidak punya salep untuk digigit serangga, mungkin ini yang perlu disediakan hotel untuk mengantisipasi ada tamu yang punya pengalaman serupa dengan saya. 

view dari balkon kamar

sofa di balkon kamar


tempat tidur yang nyaman dengan nuansa etnik



Dialoog Hotel Banyuwangi
Jl. Yos Sudarso, Kaliklatak, Klatak, Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68421
Nomor telepon: (0333) 2800999
Email: info@dialoogbanyuwangi.com
Website: www.dialooghotels.com


 

Tuesday, December 21, 2021

Reviu Loa Living Solo Baru: Hotel Homey dengan Konsep Industrial

0

Salah satu penginapan oke yang wajib dicoba ketika liburan di Solo adalah LOA Living Solo Baru. Buat yang mau staycation di Solo, siapa tau bisa jadi referensi.


Foto: Facebook Loa Living Solo Baru

Tampilannya dari luar simple dan mirip apartemen. Loa living merupakan hotel dengan konsep apartemen yang dikemas dengan gaya industrial


Hotel yang dibuka Juni 2021 ini berada di daerah Solo Baru yaitu di Jl. Mayjend Sutoyo, Madegondo, Grogol. Letaknya tidak jauh dari pusat perbelanjaan, yaitu (di belakang) Hartono Mall dan The Park Mall. Jarak dari Stasiun Balapan pun tidak terlalu jauh, sekitar 5 Km. Mengingat hotelnya cukup baru, belum banyak orang tahu tentang hotel ini. 

Lobby dan receptionist area berada di ruang terbuka. Gaya vintage industrial sangat terlihat dengan perabotan yang minimalis dan menerapkan kepraktisan. Tingkat keamanan cukup tinggi, yaitu dengan adanya pintu koridor yang bisa diakses dengan kunci kamar. Pintu koridor dari baja dengan kisi-kisi, selain bisa digunakan untuk melihat pemandangan di dalam koridor juga bermanfaat untuk sirkulasi udara. 

Kamarnya sangat homey, dengan fasilitas dapur
Hotel ini memiliki 60 kamar dengan 7 tipe pilihan, yaitu Deluxe, Deluxe Junior, Deluxe Suite, VIP, Paviliun, Paviliun Suite dan Paviliun Corner Suite. Saya mencoba tipe deluxe suite, sangat nyaman dan memadai. Kamarnya terlihat cukup lega dan terang, dengan ukuran 28 m2. Kesan industrialnya kerasa banget dari sisi penataan ruangan dan kesan vintage dari lantai bermotif kayu, dinding bata terakota dan gorden klasik.Ada fasilitas smart TV dan internetnya pun cukup kencang. Cukup memadai juga jika mau belajar/bekerja dari sini, ada meja yang bisa digunakan untuk belajar/bekerja. Perabotannya pun menggunakan custom furniture



Fasilitasnya cukup lengkap, dan salah satu keunggulan di sini adalah adanya fasilitas untuk memasak, karena ada kitchen set, portable stove, kulkas mini dan microwave. Meskipun hotel tidak menyediakan breakfast, namun untuk simple breakfast bisa dimasak sendiri di kamar. Portable stove tidak disediakan gasnya, untuk ini bisa bawa/beli sendiri atau membeli di hotel dengan harga Rp25 K. Perlengkapan memasaknya pun cukup lengkap, demikian juga dengan perlengkapan makannya. 



Bagaimana? tertarik kan buat coba staycation di LOA Living? Cocok banget buat yang nggak suka ribet dan ingin menginap di hotel dengan fasilitas lengkap yang harganya cukup terjangkau.  

Semoga nanti bisa berkesempatan ke LOA Living lagi dan mencoba tipe kamar lainnya, sehingga ulasannya bisa lebih lengkap lagi. 

Monday, February 17, 2014

One Day Trip: Curug Nangka Bogor

0

This is really unplanned trip, actually we'll go for Baduy Trip but due to flood the trip was canceled. Then we decided to have another trip, to CURUG NANGKA...
...

Jika ingin sejenak melepas kepenatan dari macet dan bisingnya ibukota, Curug Nangka bisa menjadi pilihan. Akses menuju curug nangka cukup mudah, dan bisa ditempuh dengan kendaraan umum. Dari Jakarta, saya naik kereta jurusan Bogor, dan turun di stasiun Bogor. Setibanya di stasiun Bogor, makan soto mie di depan stasiun.. yummy... mungkin karena lapar kali ya...

Dari stasiun Bogor, naik angkot 02 ke BTM (Bogor Trade Mall), bayar Rp2.500,- selanjutnya naik angkot jurusan nangka, membayar Rp7.000,- Perjalanan ke sana cukup jauh, saya sampai terkantuk-kantuk dan tidur. Kemudian turun di nangka, dari sini bisa naik ojek atau jalan kaki. Saya waktu itu naik ojek karena belum tau jalannya, tapi ternyata tidak begitu jauh, sekitar 2 km mungkin. Jika naik ojeg, sekitar Rp10.000,-  Tiket masuk, di pintu pertama Rp7.500,- dan di pintu kedua Rp2.500,- Di pintu kedua saya tidak mendapatkan tiket, entah apa bedanya tiket di pintu satu dan di pintu dua.

Di pintu masuk, ada banyak kedai-kedai orang berjualan, jadi tidak ada masalah jika lapar. Selain itu, ada juga fasilitas toilet dengan membayar Rp2.000,- Terdapat 3 curug di sini, yaitu Curug Nangka, Curung Daun dan Curug Kaung.


Untuk menuju Curug tersebut, jalan yang ditempuh tidak terlalu sulit, terdapat jalan berundak yang harus dinaiki, hingga kemudian tiba di aliran air dan terdapat tulisan Curug Nangka di tanah yang terbuat dari batu.

ini dia penanda sudah berada di Curug Nangka


sebenernya saya tidak berhasil mengetahui yang mana sebenarnya Curug Daun. Kami terus saja mengikuti jalan yang ada, hingga sampai di curug yang besar dan kami yakini sebagai Curug Kaung. Perjalanan menuju Curug tidak terlalu sulit, bahkan bisa dibilang cukup menyenangkan ketika harus menyebarangi aliran air. Selain itu terdapat banyak Owa (monyet berekor panjang) di sana, yang menambah keasrian curug ini.


Di atas sini, ada banyak sekali monyet yang membuat pemandangan terasa sangat alami dan dekat dengan alam. Hampir saja kami tidak ke Curug Nangka, jika tidak bertanya dengan penjual tentang Curug-curug yang ada di situ. Perjalanan menuju Curug Nangka, bisa jadi yang paling menyenangkan bagi saya. bagaimana tidak, untuk menuju ke sana, harus melewati aliran air dan terowongan. Namun saya tidak bisa berlama-lama di sana karena hujan dan petir.




Total pengeluaran:
Kereta Manggarai - Bogor pp      Rp10.000,-
Angkot St. Bogor - BTM pp        Rp. 5.000,-
Angkot BTM - Nangka pp           Rp14.000,-
Ojek                                              Rp  7.500,-
Tiket  masuk                                 Rp10.000,-

Total: Rp46.500,-

Sunday, September 08, 2013

Catatan Perjalanan: Trip ke Gunung Padang

0






Perjalanan kali ini bermula dari keinginan untuk lepas sejenak dari rutinitas pekerjaan serta kegaduhan ibukota, dan juga keinginan untuk berpetualang. Yang terakhir ini, bisa jadi porsinya jauh lebih besar, hehehe. Kali ini yang jadi target adalah Gunung Padangdi Cianjur, yang baru-baru ini membawa kehebohan karena digadang-gadang sebagai salah satu situs tertua di dunia. Diperkirakan situs ini dibangun pada 8000 sM, lebih dahulu dibandingkan dengan Piramid Mesir. 😮

Bertujuh kami kesana, dan sepakat untuk berkumpul di terminal Kampung Rambutan. Kami kemudian mencari bus tujuan ke Garut (IDR 22.000). Sayangnya, kami terlambat mengawali perjalanan, saat kami sampai di Puncak Bogor, polisi sudah memberlakukan sistem satu jalur untuk kendaraan dari Jakarta. Inilah yang membuat perjalanan kami terasa lama. Dalam kondisi ini, tenang saja ada banyak orang yang berjualan makanan dan bisa keluar dari kendaraan juga untuk melepas penat setelah duduk di dalam bus. 

Setelah menunggu lebih dari satu jam, perjalanan pun dimulai kembali. Di bus yang kami naiki, kami sempat bertanya kepada salah seorang penumpang dan menyarankan agar berhenti di perempatan sebelum terminal bus Garut. Mengikuti saran tersebut, kami turun di persimpangan dan naik angkutan umum ke Warung Kondang (IDR3.000). Dari Warung Kondang ke Gunung Padang, kami menyewa mobil angkot (IDR120.000 untuk 7 orang). Sangat sulit untuk mencapai Gunung Padang dengan kendaraan umum, karena belum ada jalur transportasi ke sana. Kami juga bernegosiasi dengan sopir angkot agar bisa berhenti di Stasiun Kereta Lampegan dan juga warung kecil untuk makan siang. 

mobil angkot yang kami sewa (Foto: Dok Pribadi)

Stasiun Kereta Api Lampegan 
Jangan lupa sebelum sampai ke Gunung Padang, singgah lebih dulu ke Stasiun Lampegan. Stasiun ini merupakan stasiun ini pada tahun 2001 sempat ditutup dan difungsikan kembali pada tahun 2010. Stasiun yang dibangun pada tahun 1882 itu terletak di jalur KA Manggarai - Padalarang. Jadi sebenarnya bisa juga naik kereta dan turun di Stasiun ini, namun stasiun ini hanya melayani Kereta Api Siliwangi (Cianjur - Sukabumi). Jadi jika mau naik kereta, harus ke Sukabumi dahulu kemudian naik Kereta Api Siliwangi dan turun di Stasiun Lampegan. Dari Stasiun Lampegan ke Gunung Padang bisa naik ojek. 

Konon nama lampegan berasal dari kata-kata yang diucapkan kepada para pekerja yang sedang membuat terowongan untuk menghindari bahaya, yaitu lamp pegang... lamp pegang.... Terowongan kereta di stasiun Lampegan merupakan terowongan pertama di Jawa Barat. It has 415 meters long, pretty long and dark. Inilah pesonanya, karena panjang dan gelap jadi a bit spooky. 

Stasiun Lampegan (foto: dok pribadi)


Lampegan tunnel (foto: dok pribadi)

inside the tunnel (foto: dok pribadi)


Menuju Gunung Padang 
Setelah menikmati pemandangan di Stasiun Lampegan, termasuk masuk ke terowongan kereta, kami pun meneruskan perjalanan ke Gunung Padang. We enjoy the beautiful scenery of tea plants along the way to the site. It was really refreshing, different from the scenery in Jakarta (of course...). Usually I always fall a sleep during the trip, but the beautiful scenery made me stay awake (but not the way back, lol).

And jeng..jeng.... Finally, we arrived the gate to Gunung Padang, the biggest megalithikum site. Harga tiket masuk untuk wisatawan lokal IDR2.000 sementara untuk wisatawan mancanegara IDR50.000. 

It is not to difficult to reach the top of Gunung Padang but very tiring. There was 378 stairs step upstairs. Technically there was five levels of terraces that divided into two main areas. Terdapat banyak sekali batu-batu di sana, dan kami diingatkan untuk tidak memindahkan susunan batu-batu tersebut. Beberapa batu bisa menghasilkan suara seperti gamelan jika ditabuh. 


Serba lima di gunung padang
Uniknya, dari cerita pemelihara situs gunung padang, gunung padang identik dengan angka lima. Situs ini terdiri dari lima undakan, hampir sebagian besar batu berbentuk segi lima. Dari Gunung Padang bisa melihat 5 gunung, yaitu gunung Gede, Pangrango, Pasirpogor, Kancana dan Batu.