"tulisan lama"
anak bukanlah orang dewasa mini. Mereka tengah berada dalam fase khayalan yang ingin direalkan dalam kehidupannya. Inilah yang menyebabkan anak-anak acapkali mengimitasi tokoh idolanya, entah itu nyata atau tidak. Anak-anak ini merupakan peniru yang baik, maka jangan heran apabila mereka terbiasa mendengar kata-kata makian, mereka akan terbiasa memaki. Bukan masalah nakal atau tidak, namun ini karena mereka sering mendengarnya.
Pada dasarnya anak memiliki watak baik. Tidak ada anak yang terlahir dengan sifat nakal, jahat, bandel, dan sebagainya. Perubahan watak mereka lebih disebabkan karena pola pengasuhan dan juga lingkungan. Awalnya anak-anak adalah individu yang ekspresif, ingin tahu dan aktif. Namun begitu perkembangan sifat ini bisa juga terpinggirkan akibat perlakuan orang dewasa. Mereka memberi pelabelan kepada anak-anak tertentu sebagai anak nakal, anak bandel dan label buruk lainnya. Pelabelan ini akan terekam dalam otak anak-anak dan mereka akan menganggap dirinya memang nakal, bandel, dan sebagainya. Hukuman juga menyebabkan anak cenderung kurang bebas dalam mengekspresikan dirinya, karena merasa takut berbuat salah dan mendapatkan hukuman. Mengingat dalam pandangan orang dewasa, anak yang baik adalah anak yang penurut, tidak banyak bertanya, tidak banyak bergerak (berlari-lari, bermain-main, dan sebagainya). Hal ini berarti tidak menghargai eksistensi anak, tidak memberi kebebasan bagi anak untuk bereksplorasi. Kita tidak pernah tahu, sejauh mana kemudian perlakuan kita membekas pada diri anak dan mengubah pandangan serta perilakunya.
Oleh karenanya, dalam berhadapan dengan anak alangkah baiknya jika kita memposisikan diri sebagai anak. Mengingat bagaimana perasaan yang dirasakan pada saat kita kecil, apa yang membuat senang dan apa yang tidak. Ini tentu akan membantu dalam memahami perasaan anak-anak. Semua orang pernah menjadi anak-anak, namun saat menjadi orang dewasa seringkali tidak mengindahkan perasaan tersebut saat berhadapan dengan anak.
Pendampingan anak adalah bagaimana menjalin hubungan dengan anak-anak. memposisikan sebagai teman mereka tanpa mengingkari eksistensinya. Setiap anak adalah unik, sehingga penting untuk menghargai mereka, tanpa ada diskriminasi. Entah itu dengan memberi perhatian kepada anak yang patuh, pintar, cantik, dan sebagainya. Ingatkah anda sat anda kecil dahulu, apakah anda senang saat orang dewasa memberi perlakuan yang berbeda kepada teman anda?
Pendampingan anak saya artikan dengan menjalin hubungan dengan anak. Artinya adalah berada dalam posisi yang sejajar. Terdapat hubungan saling belajar di sini. Tidak merasa superior sebagai orang dewasa. Kita tidak pernah tahu apa yang ada di benak anak, dan mereka bisa jadi lebih dari apa yang dibayangkan oleh orang dewasa.
Setiap anak memiliki potensi sendiri-sendiri, dalam pendampingan anak berusaha untuk memfasilitasi potensi yang mereka miliki.
anak bukanlah orang dewasa mini. Mereka tengah berada dalam fase khayalan yang ingin direalkan dalam kehidupannya. Inilah yang menyebabkan anak-anak acapkali mengimitasi tokoh idolanya, entah itu nyata atau tidak. Anak-anak ini merupakan peniru yang baik, maka jangan heran apabila mereka terbiasa mendengar kata-kata makian, mereka akan terbiasa memaki. Bukan masalah nakal atau tidak, namun ini karena mereka sering mendengarnya.
Pada dasarnya anak memiliki watak baik. Tidak ada anak yang terlahir dengan sifat nakal, jahat, bandel, dan sebagainya. Perubahan watak mereka lebih disebabkan karena pola pengasuhan dan juga lingkungan. Awalnya anak-anak adalah individu yang ekspresif, ingin tahu dan aktif. Namun begitu perkembangan sifat ini bisa juga terpinggirkan akibat perlakuan orang dewasa. Mereka memberi pelabelan kepada anak-anak tertentu sebagai anak nakal, anak bandel dan label buruk lainnya. Pelabelan ini akan terekam dalam otak anak-anak dan mereka akan menganggap dirinya memang nakal, bandel, dan sebagainya. Hukuman juga menyebabkan anak cenderung kurang bebas dalam mengekspresikan dirinya, karena merasa takut berbuat salah dan mendapatkan hukuman. Mengingat dalam pandangan orang dewasa, anak yang baik adalah anak yang penurut, tidak banyak bertanya, tidak banyak bergerak (berlari-lari, bermain-main, dan sebagainya). Hal ini berarti tidak menghargai eksistensi anak, tidak memberi kebebasan bagi anak untuk bereksplorasi. Kita tidak pernah tahu, sejauh mana kemudian perlakuan kita membekas pada diri anak dan mengubah pandangan serta perilakunya.
Oleh karenanya, dalam berhadapan dengan anak alangkah baiknya jika kita memposisikan diri sebagai anak. Mengingat bagaimana perasaan yang dirasakan pada saat kita kecil, apa yang membuat senang dan apa yang tidak. Ini tentu akan membantu dalam memahami perasaan anak-anak. Semua orang pernah menjadi anak-anak, namun saat menjadi orang dewasa seringkali tidak mengindahkan perasaan tersebut saat berhadapan dengan anak.
Pendampingan anak adalah bagaimana menjalin hubungan dengan anak-anak. memposisikan sebagai teman mereka tanpa mengingkari eksistensinya. Setiap anak adalah unik, sehingga penting untuk menghargai mereka, tanpa ada diskriminasi. Entah itu dengan memberi perhatian kepada anak yang patuh, pintar, cantik, dan sebagainya. Ingatkah anda sat anda kecil dahulu, apakah anda senang saat orang dewasa memberi perlakuan yang berbeda kepada teman anda?
Pendampingan anak saya artikan dengan menjalin hubungan dengan anak. Artinya adalah berada dalam posisi yang sejajar. Terdapat hubungan saling belajar di sini. Tidak merasa superior sebagai orang dewasa. Kita tidak pernah tahu apa yang ada di benak anak, dan mereka bisa jadi lebih dari apa yang dibayangkan oleh orang dewasa.
Setiap anak memiliki potensi sendiri-sendiri, dalam pendampingan anak berusaha untuk memfasilitasi potensi yang mereka miliki.