Tuesday, January 01, 2008

perempuan, di mana dalam sejarah

0

Sejarah bangsa Indonesia nampaknya lebih didominasi oleh laki-laki. Namun tulisan ini tentu saja tidak ingin menghadapkan laki-laki vis a vis perempuan. Hanya saja menarik untuk dicermati bagaimana sebenarnya peran perempuan di Indonesia.

Ada beberapa pahlawan perempuan yang tercatat dalam sejarah, sebut saja R.A. Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien, Roehana Kudus, Nyi ageng Serang dan Cut Meutia. Namun rasanya jumlah pahlawan laki-laki lebih banyak beberapa kali lipatnya. Dalam sejarah Indonesia, nampaknya kiprah perempuan kurang mendapat porsi yang besar.

Organisasi perempuan pertama di Indonesia adalah Putri Mardika, yang dibentuk pada tahun 1912. Mereka menuntut hak-hak demokratis, menentang poligami dan perkawinan kanak-kanak. Pada tahun 1920an, banyak organisasi perempuan berdiri. Di tahun 1930, Isteri Sedar muncul sebagai sebuah organisasi perempuan radikal yang menyerukan agar perempuan berpartisipasi dalam politik dan memfokuskan pada kesengsaraan kaum perempuan kelas bawah. Ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut telah ada gerakan feminis di Indonesia yang menuntut terpenuhi dan terlindunginya hak perempuan. Jadi gerakan feminis sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia.

Kartini tidak bisa dilepaskan dalam sejarah perempuan di Indonesia. Namanya disebut-sebut sebagai perempuan yang pertama mengajukan ide tentang emansipasi perempuan. Sampai-sampai hari kelahirannya diperingati sebagai hari Kartini. Tidak heran jika ditanya siapa pahlawan perempuan, pasti nama Kartinilah yang pertama akan disebut.

Organisasi perempuan yang cukup bagus selama ini adalah Gerwani. Namun pada masa Soeharto, peran politik perempuan dihancurkan. Gerwani dilabeli sebagai organisasi terlarang. Kebebasan perempuan dalam berorganisasi diberangus.

Di era Orde Baru, ketidakadilan terhadap perempuan dilanggengkan. Pada masa ini, dapat dibilang adanya tahap 'ibuisme'. Perempuan diberi peran sebagai pengurus rumah tangga dan pendukung setia keluarga. Hal tersebut diungkapkan dalam gerakan resmi PKK, di mana organisasi tersebut adalah basis untuk organisasi perempuan yang didukung oleh negara.

Related Posts:

  • violence against womenhuman rights are women's right(UN Conferences)What come on your mind, when somebody ask you about violence against women? have you ever experience? Did you know that based on UNIFEM data, globally, up to six out of every ten … Read More
  • How Far Can You Go, a note from Pornography LawUU Pornografi kembali mencuat ketika sidang Ariel dilakukan, bagaimana tidak karena Ariel menjadi selebritis pertama yang dikenai hukuman berdasarkan UU Pornografi. Pro kontra tentang UU Pornografi hingga kini masih ditemui, … Read More
  • patriarchy source: thefiendish.comWhat is patriarchy?There are a lot of concepts to explain patriarchy, in the different ways. Nevertheless, patriarchy has 2 similar core elements, first, gender inequality and second is a degree of sys… Read More
  • membincangkan poligamiSelama beberapa hari berjalan-jalan ke beberapa tempat, ada banyak pengalaman yang saya peroleh dan tentu saja ada pertanyaan yang mengusik saya. Ketika berada di Vietnam, beberapa orang menanyakan tentang poligami di Indones… Read More
  • Tes Keperawanan Sebagai Syarat Masuk Sekolah: Kalau Tidak Perawan Tidak Boleh Sekolah?"Tiap-tiap warga negara berhak atas pendidikan dan pengajaran."(UUD 1945)Anggota dewan dari salah satu provinsi di Indonesia mengeluarkan wacana tentang tes keperawanan sebagai syarat masuk sekolah. Hal ini menuai kontroversi… Read More

0 komentar: