Showing posts with label poem. Show all posts
Showing posts with label poem. Show all posts

Monday, October 17, 2011

sejenak membincangkan cinta dalam sajak 'Aku Ingin'

0


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikanya abu
Aku ingin mecintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Sapardi Djoko Damono, (1989)



Mungkin cinta adalah tema yang paling sering kita dengar saban hari, entah di televisi, roman, lagu atau dalam kehidupan sehari-hari. Membincangkan tentang cinta membuat saya teringat dengan sajak Aku Ingin-nya Sapardi Djoko Damono. Puisi ini cukup populer, jika tidak percaya anda bisa menggooglingnya dan akan keluar berlembar-lembar hasil termasuk musikalisasi puisi tersebut. Mungkin andapun akan menemukan video karya saya di sini, wah kenapa saya malah jadi promosi ya ^_^ hehehe.. back to the topic



Puisi ini mungkin terkesan sederhana, namun sejatinya mengandung makna yang dalam (setidaknya bagi saya). Untaian kata-kata tersebut menyentuh benar dalam diri saya, salah satu kepiawaian SDD adalah meramu kata-kata dan ini adalah salah satunya. Bahkan hingga kini saya masih berusaha memaknai untaian kata dalam sajak itu.

mencinta dengan sederhana
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Saya menjadi bertanya bagaimanakah itu mencintai dengan sederhana? Cinta dalam wajah yang sederhana, tanpa ada kerumitan atau hal-hal yang 'wah'. Membaca sajak 'Aku Ingin', SDD menghadirkan wajah kesederhanaan cinta dalam peniadaan sebagaimana hubungan api dan kayu atau awan dan hujan.

Mencermati kata-kata tersebut, membuat saya berpikir tentang unconditional love. Hubungan kayu dan api dan awan dan hujan, mungkin adalah hubungan yang tak pernah kita pikirkan. Rasa-rasanya hubungan tersebut adalah suatu yang normal adanya, mungkin demikianlah pengorbanan, tak mengharap berbalas. Suatu hubungan yang tulus mungkin.

Kadang menjadi bertanya, kenapa mencintai seseorang, andai dia adalah pembunuh, masihkah mencintainya? andai dia bukan anak kita, masihkah mencintainya? dan masih banyak andai andai yang lain tentu saja. Cinta.. dan pada akhirnya saya hanya bisa mengutip kata-kata Joni Mitchell,
....and still somehow I really don't know love at all.

Mungkinkah saya yang membuat cinta menjadi sebuah rumusan yang complicated dan tak berusaha mennyederhanakannya? entahlah.. Mungkin saya masih terjebak dengan definisi atau apalah tentang cinta atau mungkin bagaimana menyebut perasaan saya. Menjadi bertanya apakah saya sudah benar-benar mencinta? Mencinta dengan sederhana sebagaimana yang tertuang dalam sajak aku ingin.

Atau mungkin ini adalah bentuk cinta yang lain. Cinta tuhan kepada makhluknya...