Showing posts with label traveling. Show all posts
Showing posts with label traveling. Show all posts

Thursday, September 15, 2022

Dialoog Hotel Banyuwangi, a green hotel with a great view

0

Banyuwangi menjadi salah satu wisata yang cukup populer saat ini, pemandangan alamnya yang indah dan juga berbagai festival yang ada menjadi magnet wisatawan untuk berkunjung. Tidak hanya itu saja, penerbangan langsung dari Jakarta pun sudah ada yang menjadikan akses ke Banyuwangi pun semakin mudah. 

Ada banyak penginapan di Banyuwangi yang bisa dipilih, dari hotel, villa, resort, dan guest house. Jika ada budget lebih untuk penginapan, Hotel Dialoog bisa menjadi pilihan untuk menikmati Banyuwangi. Kalo saya betah banget deh di hotel aja, pemandangan bagus banget cocok jadi tempat work from anywhere, dan buat nulis-nulis mungkin jadi banyak ide kali ya.... Bangun tidur dan mau tidur disuguhi pemandangan laut, dan pagi-pagi bisa menikmati matahari terbit dari balkon kamar. C'est magnifique...

pemandangan dari lobby hotel


Dari Bandara Banyuwangi, kurang lebih 45 menit sudah sampai di hotel ini. Letaknya agak masuk ke dalam dari jalan besar, dan anda akan melewati area persawahan sebelum sampai ke Hotel. Lokasinya pun dekat dengan pantai Solong dan Marina Boom. Untuk transportasi, jika tidak membawa kendaraan sendiri ada banyak pilihan dari Gojek, Grab, Traveloka atau rental mobil. Begitu memasuki hotel, ambiencenya asri, damai dan tenang. Hotelnya konsepnya back to the nature dengan nuansa lokal.  

Ada beberapa tipe kamar yang bisa dipilih yaitu Deluxe Garden, Deluxe Ocean dan Suite, dengan harga kamar termurah untuk tipe Deluxe Garden sekitar Rp1,6 juta. Semua kamar fasilitasnya lengkap, ada AC, TV kabel layar datar, meja, sofa, brankas dan balkon privat. Selain itu, ada berbagai fasilitas lain seperti kolam renang, gym, spa, meeting room dan restaurant. Uniknya toilet, kamar mandi dan wastafel terpisah. Jika stay sendiri mungkin jadi kurang praktis, namun jika stay dengan keluarga atau teman cukup membantu juga pemisahan ini. 

Sayangnya saya punya pengalaman buruk menginap di sini, yaitu digigit serangga semacam tomcat.  Hotel pun tidak punya salep untuk digigit serangga, mungkin ini yang perlu disediakan hotel untuk mengantisipasi ada tamu yang punya pengalaman serupa dengan saya. 

view dari balkon kamar

sofa di balkon kamar


tempat tidur yang nyaman dengan nuansa etnik



Dialoog Hotel Banyuwangi
Jl. Yos Sudarso, Kaliklatak, Klatak, Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68421
Nomor telepon: (0333) 2800999
Email: info@dialoogbanyuwangi.com
Website: www.dialooghotels.com


 

Tuesday, December 21, 2021

Reviu Loa Living Solo Baru: Hotel Homey dengan Konsep Industrial

0

Salah satu penginapan oke yang wajib dicoba ketika liburan di Solo adalah LOA Living Solo Baru. Buat yang mau staycation di Solo, siapa tau bisa jadi referensi.


Foto: Facebook Loa Living Solo Baru

Tampilannya dari luar simple dan mirip apartemen. Loa living merupakan hotel dengan konsep apartemen yang dikemas dengan gaya industrial


Hotel yang dibuka Juni 2021 ini berada di daerah Solo Baru yaitu di Jl. Mayjend Sutoyo, Madegondo, Grogol. Letaknya tidak jauh dari pusat perbelanjaan, yaitu (di belakang) Hartono Mall dan The Park Mall. Jarak dari Stasiun Balapan pun tidak terlalu jauh, sekitar 5 Km. Mengingat hotelnya cukup baru, belum banyak orang tahu tentang hotel ini. 

Lobby dan receptionist area berada di ruang terbuka. Gaya vintage industrial sangat terlihat dengan perabotan yang minimalis dan menerapkan kepraktisan. Tingkat keamanan cukup tinggi, yaitu dengan adanya pintu koridor yang bisa diakses dengan kunci kamar. Pintu koridor dari baja dengan kisi-kisi, selain bisa digunakan untuk melihat pemandangan di dalam koridor juga bermanfaat untuk sirkulasi udara. 

Kamarnya sangat homey, dengan fasilitas dapur
Hotel ini memiliki 60 kamar dengan 7 tipe pilihan, yaitu Deluxe, Deluxe Junior, Deluxe Suite, VIP, Paviliun, Paviliun Suite dan Paviliun Corner Suite. Saya mencoba tipe deluxe suite, sangat nyaman dan memadai. Kamarnya terlihat cukup lega dan terang, dengan ukuran 28 m2. Kesan industrialnya kerasa banget dari sisi penataan ruangan dan kesan vintage dari lantai bermotif kayu, dinding bata terakota dan gorden klasik.Ada fasilitas smart TV dan internetnya pun cukup kencang. Cukup memadai juga jika mau belajar/bekerja dari sini, ada meja yang bisa digunakan untuk belajar/bekerja. Perabotannya pun menggunakan custom furniture



Fasilitasnya cukup lengkap, dan salah satu keunggulan di sini adalah adanya fasilitas untuk memasak, karena ada kitchen set, portable stove, kulkas mini dan microwave. Meskipun hotel tidak menyediakan breakfast, namun untuk simple breakfast bisa dimasak sendiri di kamar. Portable stove tidak disediakan gasnya, untuk ini bisa bawa/beli sendiri atau membeli di hotel dengan harga Rp25 K. Perlengkapan memasaknya pun cukup lengkap, demikian juga dengan perlengkapan makannya. 



Bagaimana? tertarik kan buat coba staycation di LOA Living? Cocok banget buat yang nggak suka ribet dan ingin menginap di hotel dengan fasilitas lengkap yang harganya cukup terjangkau.  

Semoga nanti bisa berkesempatan ke LOA Living lagi dan mencoba tipe kamar lainnya, sehingga ulasannya bisa lebih lengkap lagi. 

Monday, February 17, 2014

One Day Trip: Curug Nangka Bogor

0

This is really unplanned trip, actually we'll go for Baduy Trip but due to flood the trip was canceled. Then we decided to have another trip, to CURUG NANGKA...
...

Jika ingin sejenak melepas kepenatan dari macet dan bisingnya ibukota, Curug Nangka bisa menjadi pilihan. Akses menuju curug nangka cukup mudah, dan bisa ditempuh dengan kendaraan umum. Dari Jakarta, saya naik kereta jurusan Bogor, dan turun di stasiun Bogor. Setibanya di stasiun Bogor, makan soto mie di depan stasiun.. yummy... mungkin karena lapar kali ya...

Dari stasiun Bogor, naik angkot 02 ke BTM (Bogor Trade Mall), bayar Rp2.500,- selanjutnya naik angkot jurusan nangka, membayar Rp7.000,- Perjalanan ke sana cukup jauh, saya sampai terkantuk-kantuk dan tidur. Kemudian turun di nangka, dari sini bisa naik ojek atau jalan kaki. Saya waktu itu naik ojek karena belum tau jalannya, tapi ternyata tidak begitu jauh, sekitar 2 km mungkin. Jika naik ojeg, sekitar Rp10.000,-  Tiket masuk, di pintu pertama Rp7.500,- dan di pintu kedua Rp2.500,- Di pintu kedua saya tidak mendapatkan tiket, entah apa bedanya tiket di pintu satu dan di pintu dua.

Di pintu masuk, ada banyak kedai-kedai orang berjualan, jadi tidak ada masalah jika lapar. Selain itu, ada juga fasilitas toilet dengan membayar Rp2.000,- Terdapat 3 curug di sini, yaitu Curug Nangka, Curung Daun dan Curug Kaung.


Untuk menuju Curug tersebut, jalan yang ditempuh tidak terlalu sulit, terdapat jalan berundak yang harus dinaiki, hingga kemudian tiba di aliran air dan terdapat tulisan Curug Nangka di tanah yang terbuat dari batu.

ini dia penanda sudah berada di Curug Nangka


sebenernya saya tidak berhasil mengetahui yang mana sebenarnya Curug Daun. Kami terus saja mengikuti jalan yang ada, hingga sampai di curug yang besar dan kami yakini sebagai Curug Kaung. Perjalanan menuju Curug tidak terlalu sulit, bahkan bisa dibilang cukup menyenangkan ketika harus menyebarangi aliran air. Selain itu terdapat banyak Owa (monyet berekor panjang) di sana, yang menambah keasrian curug ini.


Di atas sini, ada banyak sekali monyet yang membuat pemandangan terasa sangat alami dan dekat dengan alam. Hampir saja kami tidak ke Curug Nangka, jika tidak bertanya dengan penjual tentang Curug-curug yang ada di situ. Perjalanan menuju Curug Nangka, bisa jadi yang paling menyenangkan bagi saya. bagaimana tidak, untuk menuju ke sana, harus melewati aliran air dan terowongan. Namun saya tidak bisa berlama-lama di sana karena hujan dan petir.




Total pengeluaran:
Kereta Manggarai - Bogor pp      Rp10.000,-
Angkot St. Bogor - BTM pp        Rp. 5.000,-
Angkot BTM - Nangka pp           Rp14.000,-
Ojek                                              Rp  7.500,-
Tiket  masuk                                 Rp10.000,-

Total: Rp46.500,-

Sunday, September 08, 2013

Catatan Perjalanan: Trip ke Gunung Padang

0






Perjalanan kali ini bermula dari keinginan untuk lepas sejenak dari rutinitas pekerjaan serta kegaduhan ibukota, dan juga keinginan untuk berpetualang. Yang terakhir ini, bisa jadi porsinya jauh lebih besar, hehehe. Kali ini yang jadi target adalah Gunung Padangdi Cianjur, yang baru-baru ini membawa kehebohan karena digadang-gadang sebagai salah satu situs tertua di dunia. Diperkirakan situs ini dibangun pada 8000 sM, lebih dahulu dibandingkan dengan Piramid Mesir. 😮

Bertujuh kami kesana, dan sepakat untuk berkumpul di terminal Kampung Rambutan. Kami kemudian mencari bus tujuan ke Garut (IDR 22.000). Sayangnya, kami terlambat mengawali perjalanan, saat kami sampai di Puncak Bogor, polisi sudah memberlakukan sistem satu jalur untuk kendaraan dari Jakarta. Inilah yang membuat perjalanan kami terasa lama. Dalam kondisi ini, tenang saja ada banyak orang yang berjualan makanan dan bisa keluar dari kendaraan juga untuk melepas penat setelah duduk di dalam bus. 

Setelah menunggu lebih dari satu jam, perjalanan pun dimulai kembali. Di bus yang kami naiki, kami sempat bertanya kepada salah seorang penumpang dan menyarankan agar berhenti di perempatan sebelum terminal bus Garut. Mengikuti saran tersebut, kami turun di persimpangan dan naik angkutan umum ke Warung Kondang (IDR3.000). Dari Warung Kondang ke Gunung Padang, kami menyewa mobil angkot (IDR120.000 untuk 7 orang). Sangat sulit untuk mencapai Gunung Padang dengan kendaraan umum, karena belum ada jalur transportasi ke sana. Kami juga bernegosiasi dengan sopir angkot agar bisa berhenti di Stasiun Kereta Lampegan dan juga warung kecil untuk makan siang. 

mobil angkot yang kami sewa (Foto: Dok Pribadi)

Stasiun Kereta Api Lampegan 
Jangan lupa sebelum sampai ke Gunung Padang, singgah lebih dulu ke Stasiun Lampegan. Stasiun ini merupakan stasiun ini pada tahun 2001 sempat ditutup dan difungsikan kembali pada tahun 2010. Stasiun yang dibangun pada tahun 1882 itu terletak di jalur KA Manggarai - Padalarang. Jadi sebenarnya bisa juga naik kereta dan turun di Stasiun ini, namun stasiun ini hanya melayani Kereta Api Siliwangi (Cianjur - Sukabumi). Jadi jika mau naik kereta, harus ke Sukabumi dahulu kemudian naik Kereta Api Siliwangi dan turun di Stasiun Lampegan. Dari Stasiun Lampegan ke Gunung Padang bisa naik ojek. 

Konon nama lampegan berasal dari kata-kata yang diucapkan kepada para pekerja yang sedang membuat terowongan untuk menghindari bahaya, yaitu lamp pegang... lamp pegang.... Terowongan kereta di stasiun Lampegan merupakan terowongan pertama di Jawa Barat. It has 415 meters long, pretty long and dark. Inilah pesonanya, karena panjang dan gelap jadi a bit spooky. 

Stasiun Lampegan (foto: dok pribadi)


Lampegan tunnel (foto: dok pribadi)

inside the tunnel (foto: dok pribadi)


Menuju Gunung Padang 
Setelah menikmati pemandangan di Stasiun Lampegan, termasuk masuk ke terowongan kereta, kami pun meneruskan perjalanan ke Gunung Padang. We enjoy the beautiful scenery of tea plants along the way to the site. It was really refreshing, different from the scenery in Jakarta (of course...). Usually I always fall a sleep during the trip, but the beautiful scenery made me stay awake (but not the way back, lol).

And jeng..jeng.... Finally, we arrived the gate to Gunung Padang, the biggest megalithikum site. Harga tiket masuk untuk wisatawan lokal IDR2.000 sementara untuk wisatawan mancanegara IDR50.000. 

It is not to difficult to reach the top of Gunung Padang but very tiring. There was 378 stairs step upstairs. Technically there was five levels of terraces that divided into two main areas. Terdapat banyak sekali batu-batu di sana, dan kami diingatkan untuk tidak memindahkan susunan batu-batu tersebut. Beberapa batu bisa menghasilkan suara seperti gamelan jika ditabuh. 


Serba lima di gunung padang
Uniknya, dari cerita pemelihara situs gunung padang, gunung padang identik dengan angka lima. Situs ini terdiri dari lima undakan, hampir sebagian besar batu berbentuk segi lima. Dari Gunung Padang bisa melihat 5 gunung, yaitu gunung Gede, Pangrango, Pasirpogor, Kancana dan Batu. 






Friday, March 08, 2013

Catper: Macau - Hongkong (1st day)

0

Akhirnya jadi juga rencana backpacker ke Macau dan Hongkong. Tiketnya sudah dibeli sejak tahun lalu, dan sebetulnya sempat berpikir untuk membatalkan karena thesis, konferensi dan magang. Namun akhirnya jadi juga.. meski saya harus mengubah jadwal kepulangan (dari semula tanggal 5 menjadi tanggal 3 Maret). Tentunya, harus merogoh kocek lagi, semula harga tiket pp 3,900 THB, karena merubah tiket harus menambah 1,100 THB. Ini adalah solo backpacker saya kedua di tahun ini.

Perjalanan Bangkok - Macau memakan waktu kira-kira 3 jam, dan Macau 1 jam lebih dahulu dibanding Bangkok. Seperti yang sudah direncanakan, saya menginap di bandara (hasil googling, bisa bermalam di bandara). Artinya, saya bisa mengurangi budget trip ini karena harga penginapan di Macau cukup mahal. Semakin malam, banyak orang yang melakukan hal yang serupa. Bandara Macau cukup nyaman, ada beberapa kursi yang bisa dijadikan tempat untuk tidur dan juga fasilitas wifi (namun akan terputus setiap 45 menit). 

Saya sampai di Macau pukul 5 sore, jadi bisa menjelajah kota sebentar. Dari Bandara ke kota Macau cukup mudah karena ada fasilitas shuttle bus yang disediakan hotel-hotel dan casino di Macau yang bisa dimanfaatkan, dan tentunya gratis. Saya naik bus Venetian dan menjelajah the Venetian. Selama di sana, ada banyak orang Indonesia yang saya temui, hanya bersapa dengan beberapa di antaranya. Mengitari the Venetian ini mengingatkan saya pada salah satu adegan di drama F4, ketika Sanchai naik gondola bersama Dau Ming Tse. Harga yang ditawarkan untuk naik Gondola adalah 100 dollar, saya tidak mencobanya karena mahal (akhirnya belum juga kesampaian naik gondola, ketika di Venezia saya juga tidak melakukannya dengan alasan yang sama).

patung di dekat lobby utama the Venetian

in somehow, it reminds me of the memory in Venezia, Italy. I miss that city a lot


pertunjukan musik

Orang Indonesia yang saya temui di the Venetian menanyakan apakah sudah menonton pertunjukkan house of dancing water di City of DreamTertarik dengan gambaran merekasaya menuju ke City of Dreamsada shuttle bus gratis di West lobby tapi sebenarnya City of Dreams bisa ditempuh dengan jalan kaki, karena letaknya di depan the Venetian (melalui lobby utama). Sayangnya saya terlambat untuk ke sana, karena pertunjukkan selesai pukul 19.00 dan untuk melihatnya, lebih baik pesan tiket terlebih dahulu. 

Saya kemudian ke Galaxy yang juga tidak terletak jauh dari the Venetian. Ada shuttle bus gratis yang disediakan. Jika mau berjalan kaki bisa jugadari west lobby the Venetian kemudian berjalan kurang lebih 5 menit. Saya hanya di lantai dasar Galaxy dan melihat fortune diamond serta pertunjukkannya. Iseng-iseng melihat beberapa koin yang dijatuhkan di situ, saya ikut juga menjatuhkan recehan THB saya.

Fortune of Diamond @ Galaxy
saat pertunjukkan, fortune diamond akan bercahaya

Shuttle bus dari the Venetian ke bandara terakhir beroperasi jam 11 malam, karena takut tidak mendapatkan tempat, saya kemudian bergegas menuju shuttle bus ke bandara (ada di main lobby). Perjalanan saya di hari pertama hanya mengeluarkan uang untuk membeli makanan di Mc D yang ada di bandara.


Fountain show at Wynn Hotel Macau
Sunday to Friday: 11:00 am to 9:45 pm
Saturday and eve of public holiday: 11:00 am to 10:45 pm
Each show lasts approximately three minutes and runs alternately at 15 minutes intervals

Fortune of Diamond at Galaxy Hotel
Galaxy Hotel Lobby at the Cotai Strip
Sunday to Thursday: 10 am - 12 am
Friday to Saturday: 10 am -2 am


Thursday, April 14, 2011

Songkran dan Pariwisata Thailand

0

Pariwisata tidak melulu tentang pemandangan alam ataupun pembangunan tempat yang menarik, namun juga menjadikan festival sebagai sarana menarik wisatawan. Ini yang menjadi cara negeri Gajah Putih dalam memasarkan pariwisatanya, misalnya saja festival Songkran. Tahun ini menurut perkiraan Kasikorn Research Center (KResearch) jumlah wisatawan selama songkran akan mencapai 17 juta orang. Banyaknya jumlah wisatawan didukung dengan diskon khusus yang diberikan sejumlah maskapai penerbangan ke Thailand selama songkran. 

Songkran atau perayaan tahun baru tradisional Thailand dirayakan pada pertengahan bulan April. Tahun ini festival tersebut berlangsung pada 13-15 April, yang juga menjadi hari libur nasional dan dapat dinikmati di seluruh penjuru Thailand. Bahkan masing-masing provinsi memiliki tema-tema tersendiri plus beberapa kegiatan menarik, seperti pertunjukkan tarian, festival makanan tradisional. Perang air yang menjadi ciri khas perayaan Songkran mengajak para wisatawan untuk ikut ambil bagian dalam perayaan itu dan menjadikan festival lebih ‘hidup’. Tengok saja perang air di Khao San Road –kawasan backpacker di Thailand, yang menjadi tempat favorit para turis untuk merayakan Songkran-, berbagai orang dari berbagai negara berbaur dengan para penduduk lokal mengikuti perang air dan tepung. Ratusan orang memadati Khao San Road dan saling menembak satu sama lain dengan water gunnya dan juga menaburkan tepung ke wajah orang lain. 

Songkran tidak hanya perang air, berbagai kegiatan spiritual berlangsung di beberapa temple, misalnya saja Wat Po yang terkenal dengan patung reclining Budha-nya. Para turis diajak secara langsung untuk melihat bagaimana penduduk lokal merayakan Songkran, misalnya pemberian sedekah atau bersembahyang. Acara tersebut dimeriahkan pula dengan pertunjukkan budaya dan festival makanan tradisional yang mengajak para pengunjung mengenal Thailand lebih dekat.

Sunday, January 30, 2011

Kebun Binatang Minimalis Dusit Zoo

0

Weekend, saatnya jalan-jalan... Meski banyak assignment menanti dan juga buku-buku yang harus dibaca, tapi jalan-jalan tetep jalan terus. Kali ini ke Dusit Zoo, penasaran juga dengan kebun binatang di sini, siapa tau saja menemukan gajah putih, hehehe... 

Dari AIT menuju Dusit Zoo cukup mudah, tinggal menggunakan van dari Thamassat University menuju Victory Monument (30 THB). Dari Victory Monument, bisa menggunakan taxi (70 THB, tergantung kemacetan) atau menggunakan bus no. 28. Biaya masuk untuk foreigner 100 THB (jika menunjukkan kartu mahasiswa mendapatkan diskon 50%, jadi cukup bayar 50 THB).

Monday, November 08, 2010

Ancient Siam (1 day trip)

0

Saturday is travelling day, and now the destination is Ancient Siam. Ancient Siam located in Samutprakan province. This place reminds me to Taman Mini Indonesia Indah (TMII). If TMII consist of traditional houses in all part of Indonesia, in Ancient Siam, you can found the temples and another building in Thailand. 

How to go there? 
From Mochit (BTS station)via sky-train go to onnut station(40 bath). Then from Onnut, exit from gate 2 and across the street and wait the bus in the bus stop. You can use bus number 25, and it is free if you told you will go to ancient siam. May be it is one of the government strategy to attract tourists go to Ancient Siam. Then, continue your journey with songthrew (public transportation in Thailand), and the fee only 8 bath. 

Ancient Siam 
The entrance ticket is 350 bath, but if you show your student ID card you will get discount and only pay 200 bath. Ancient Siam open from 8 am until 5 pm. You can go around ancient siam by bicycle or golf car or train. Using bicycle is free, but for another means you should pay. The bicycle are good and all of them are japanesse bike. Hmm.. I wanna have one, because it's very comfortable. They will take your picture (but next after you return your bike, they will offering you that photo. The fee is 100 bath, but it is okay if you do not want take it. You can see all of temples in Thailand. But, they also modified some of them. When you are hungry, you can go to the floating market where the seller using canoe. Of course, it's not in the river, but in the lake. Now, the adventure began. You just riding your bike and through the map, you can explore that place.

Sunday, October 10, 2010

Grand Palace - Wat Po - Suan Lum Night Bazzar (1 day tour)

0

Nggak nyangka, ternyata rencana mendadak buat wisata kesampaian juga. Dan tujuan wisata kali ini adalah Grand Palace, Wat Po dan Suan Lum Night Market Bazaar. Akhirnya, kami bersembilan (plus beryll, anggota terkecil grup kami) berpetualang ke sana. 

Grand Palace How to go there? 
Ada beberapa cara untuk menuju Grand Palace dari AIT/ Thamassat University: Pertama, menggunakan van tujuan BTS (30 bath). Dari BTS menggunakan sky train dan berhenti di Siam (30 bath), kemudian berganti kereta menuju ke Thaksin (5 bath). Selanjutnya menggunakan Chao Phraya Boat Express, untuk menuju ke sana dari pintu keluar akan ada penanda yang menunjukkan arah ke Chao Phraya Boat Express station. Selanjutnya dengan menggunakan boat tersebut, berhenti di Tha Chang (17 bath). Dan anda cukup berjalan saja menuju Grand Palace. [cara ini yang kami gunakan ke sana]. Kedua, menggunakan van tujuan National Monument. Dari National Monument menuju ke Ratchavithee Hospital untuk menstop bus (no.12) ke Grand Palace. Ketiga, menggunakan van ke Thamassat University (not Rangsit). Dari sana anda dapat berjalan ke Grand Palace (tapi lumayan jauh). selanjutnya klik di sini

Sunday, October 03, 2010

siam park

0

Siam park atau Suan Siam adalah salah satu objek wisata di Thailand. Berkunjung ke siam park, membuat saya teringat akan Dufan, meski tentu saja berbeda. Bangunannya terlihat lama, terlebih dengan gambar-gambarnya yang rasanya agak jadul. Namun terawat dengan baik. Kalau dibandingkan dengan Dufan sih menurut saya masih jauh lebih bagus Dufan, namun ada beberapa permainan yang nggak kalah ok. Siam park terletak di utara bangkok, yang terletak di Khan Na Yao district. Tempat rekreasi ini dibuka sejak November 1980. Selain memiliki banyak tempat bermain, Siam Park memiliki water park terbesar di dunia (masuk dalam Guinness World Records). selengkapnya klik di sini