Setelah menunggu cukup lama, akhirnya jadi juga berangkat ke Ho Chi Minh. Saya mendapatkan tiket yang lumayan murah dengan Air Asia (thanx to Air Asia), yang sudah saya pesan dari tahun lalu. Saya mendapatkan tiket Rp 750.000,- pp.
Hari pertama
Jakarta - Ho Chi Minh ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam. 3 Jam kemudian, sampailah saya di Bandara Than So Nhat. Dibandingkan dengan Soekarno Hatta, Bandara Than So Nhat lebih bagus, mungkin karena bangunannya yang lebih baru. Bandara ini terdiri dari bandara domestik dan internasional. Begitu tiba di sana, kami mengurus keimigrasian, Vietnam termasuk negara bebas visa.
Kami kemudian menukarkan uang di money changer bandara. Kurs saat itu 1US$ adalah 18.300 dong. Saya hanya menukar 10 US$ untuk membayar taksi. Menukarkan uang secukupnya saja di bandara, karena money changer di luar memberikan penawaran yang lebih bagus. Iseng saya menanyakan, apabila saya menukarkan rupiah ke dong. Menurut petugasnya, Rp 1.000,- sama dengan 1.000 dong (wah rugi betul kalau saya menukar rupiah ke dong, karena 1 US $ : Rp 9.500,- atau 18.300 dong. ini artinya 1 dong = Rp 1,9).
Dari Bandara ke Ho Chi Minh sebenarnya bisa menggunakan bus nomor 152, namun bus ini hanya beroperasi hingga jam 7 malam. Karena saya sampai pukul 8 malam, saya memutuskan untuk memakai taksi. Dari terminal internasional, saya menuju ke terminal domestik dan mencari taksi. Sesuai dengan informasi yang didapat di internet, ada beberapa pilihan taksi yaitu Vinasun dan Mailinh. Kami akhirnya memakai taksi Vinasun. Taksi di Vietnam ada yang kecil dan besar. Untuk taksi yang kecil (bentuknya seperti taksi di Indonesia), tarif dimulai dari 9.000 dong. Sementara taksi yang besar (avanza) tarif dimulai dari 9.500 dong. Kalau jumlah kalian banyak, lebih baik menggunakan taksi yang besar, karena bisa muat 5 orang. Jangan lupa untuk meminta menggunakan taximeter (argo).
Orang Vietnam jarang yang bisa berbahasa Inggris, even seorang sopir taksi. Demikian halnya sopir taksi yang kami tumpangi, jadi untuk berkomunikasi menggunakan kertas (jangan lupa membawa notes kecil dan pulpen, akan sangat membantu). Kami menuju Bu Vien, di Distrik 1, kawasan backpacker di Ho Chi Minh. Sopir taksinya sempat bingung ketika kami menyebutkan Bu Vien (ternyata karena pengucapannya berbeda, dia baru mengerti setelah kami tulis bu vien di notes).. Setelah beberapa menit, akhirnya kami tahu bahwa dia bernama Hay (nguyen Hay), dia memberi kami untaian melati yang ada di taksinya. nice...
Bu Vien merupakan daerah kawasan backpacker. Di sana kami mencari penginapan, sempat menemukan penginapan "blue river" sebagaimana yang kami baca di internet. Tarif di Blue River US $ 25, menurut informasi di internet, bisa mendapatkan hotel dengan harga 8 - 15 US$, maka kami hunting kembali. Dan akhirnya sampailah kami di hotel My Home, dengan tarif US$ 15. Kamar yang kami sewa cukup bersih dan fasilitasnya cukup lengkap, yaitu air hangat, TV, AC dan wifi tanpa breakfast. Kamar tersebut kami sewa berdua, meski sebenarnya bisa untuk 3 orang. Kamar kami memiliki balkon dan di dekat balkon terpasang bendera Vietnam, bendera gambar palu arit dan gambar bintang.
Usai mendapatkan hotel, kami pergi ke Tour Travel (Tour Travel yang direkomendasikan di internet adalah Sinh Travel). Namun ketika kami menukarkan uang ke money changer, Sinh Travel sudah tutup. O ya di Money Changer kami mendapatkan penukaran 1 US$ = 18.500 dong. Akhirnya kami memilih menggunakan AP travel, dan memesan paket tour Mekong 1 hari (ada beberapa pilihan untuk paket sungai Mekong, yaitu tour 1 hari, 2 hari dan 3 hari). Kami membayar 144.000 dong untuk dua orang, tapi setelah ada tawar menawar kami membayar 140.000 dong saja. Tiket bisa juga dibayar dengan dolar, namun ketika dihitung-hitung, ternyata lebih murah membayar dengan dong (penting juga untuk membawa kalkulator, untuk membandingkan lebih murah membayar dengan dollar atau dong).
Setelah mendapatkan tiket untuk tour, kami mencari makan malam. Bagi para muslim, agak sulit mencari makan karena kebanyakan di sana menunya adalah pork. Untunglah kami masih mempunyai roti yang kami beli di Soekarno Hatta. (Penting untuk membawa roti untuk sekedar mengganjal perut karena agak sulit mencari makanan halal).
Penasaran dengan pho, kami memesan pho tidak jauh dari tempat kami menginap. Pho yang kami pesan adalah pho vegetarian (tanpa daging) plus 1 gelas es teh, yang cukup kami bayar 34.000 dong untuk 2 porsi pho dan es teh. Untuk air minum, kami membeli aquavina ukuran 1 liter 5.000 dong dan ukuran 700 ml, 3.000 dong. Di minimarket 999 yang letaknya dekat dengan crazy bull, kami mendapatkan air mineral merek travel dengan harga 3.000 dong, sementara untuk ukuran 1 liter harganya lebih mahal 1.000 dong. Di sana kami menemukan penjual ketan. Penasaran dengan ketan yang dijual oleh penjual di dekat travel tour, kami membelinya dengan harga 1 porsi 5.000 dong. Ketannya berwarna-warni, kemudian ditaburi dengan irisan keju. Sempat juga tertarik dengan penjual sate, tapi ternyata yang dijual adalah sate pork (ugh......).
Hari Kedua
Sungai Mekong Tour 1 hari dimulai pukul 08.00 WIB. Dari AP tour kami ditransfer ke Vina Tours. Pertanyaan kami terjawab sudah, ternyata untuk tour travel yang kecil-kecil akan mentransfer pelanggannya ke tour travel lain. Kami berangkat pukul 9.15 WIB, sangat terlambat.. Tour guidenya bernama Ngok, namun karena kesulitan menyebut namanya, jadi dia menyebut dirinya number 1. Kami berdua adalah dua-duanya orang Indonesia di tour tersebut.
Dari Ho chi Minh, kami naik bus yang akan mengantar kami ke sungai mekong, 2 jam kemudian, kami tiba di tempat yang seperti dermaga, dan naik perahu boat.
Tuesday, February 09, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 komentar:
minta oleh-oleh tengkorak vietnam bu ... :)
melu2 mbak...kapan kesana lagi he he he
waaah.... pengeeen..!!
@ bahtiar : udah pulang, baru minta oleh2, hehehe
@ mbah jiwo : iya nih pengen ke sana lagi, tapi pengen ke halong bay ato ke kamboja via vietnam...
@ bambang : hehehe.... ria lagi pengen ke malang, ada tempat yang kamu rekomendasikan gak?
mba jln2 ke vietnam sama nurvita indarini ya? kayaknya isi blognya sama... nanya dung, cuaca bulan februari di sana gimana? rencana minggu ke-2 feb sy jg mau ksana. trims infonya ya :)
@relax & independent: ya, ke HCMC sama nurvita indarini (kakak aq). bulan desember lalu aku ke HCMC lagi (baca deh kamboja-vietnam-laos). bulan februari? kalo nggak salah sih cuacanya panas. kalo datang minggu pertama februari, pas tahun baru china tuh...
Post a Comment