Anak Belajar Dari Lingkungannya
Baru-baru ini, publik dikejutkan dengan berita tentang SW, anak berumur 4 tahun yang merokok dan berbicara cabul. Hal ini lantas menjadi keprihatinan banyak pihak. Dalam realitasnya, boleh jadi ada SW-SW yang lain. Fenomena ini sebagaimana fenomena gunung es, ada kasus yang terungkap namun masih ada kasus-kasus yang lain.
Saya menjadi teringat kutipan dari Doroty Low tentang bagaimana anak belajar. Anak belajar dari lingkungannya. Ini artinya, lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan seorang anak, karena seorang anak tidak akan serta merta memiliki sifat atau kepribadian tertentu.
Sebagaimana dengan hal yang saya temui di sebuah daerah di ujung kota Jakarta. Di sebuah permukiman padat penduduk nan kumuh, fenomena anak yang acapkali berbicara cabul atau memaki adalah suatu hal yang biasa saya temui. Apabila ditarik lebih lanjut ke lingkungan tempat anak tersebut berada, orang dewasa di sana memang terbiasa memaki dan bahkan memukul anaknya. Judi, minuman keras dan perkelahian adalah hal yang lumrah ditemui anak-anak.
Lingkungan tersebut telah ikut andil dalam memberi pengaruh terhadap sifat dan perilaku anak. Lingkungan semacam inilah yang dinamakan lingkungan tidak ramah anak. Sebagaimana diatur dalam Konvensi Hak Anak yang telah dirativikasi oleh pemerintah, anak memiliki 4 hak dasar, yaitu hak hidup, perlindungan, tumbuh kembang dan partisipasi. Ini artinya, adalah tugas dan kewajiban orang dewasa untuk memastikan hal tersebut terpenuhi. Termasuk pula memastikan lingkungan yang kondusif terhadap tumbuh kembang anak.
Adalah tugas kita semua sebagai orang dewasa untuk mewujudkan lingkungan ramah anak, dimana anak dapat tumbuh kembang dengan baik dan mendapatkan perlindungan. Ketika kita mengharapkan anak menjadi pribadi yang baik dan santun, maka penting bagi kita untuk menjadi pribadi yang santun dan baik. Anak belajar dari contoh, dari apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar.
Kasus SW perlu direfleksikan pada pribadi kita masing-masing, bagaimana kita memperlakukan anak dan perilaku kita sehari-hari.
2 komentar:
Setuju! ;)
Setuju! ;)
Post a Comment