Awalnya liburan ini saya berencana ke Cambodia, kembali ke Thailand dan mengunjungi beberapa tempat di sana, lalu lanjut ke Laos. Namun in the last minute, rencana berubah perjalanan dari Cambodia dilanjutkan ke Vietnam dan Laos.
Dari AIT, kami menggunakan van menuju perbatasan Thailand - Cambodia (190 THB). Perjalanan yang lumayan berat, karena berdesak-desakan di van (beruntunglah, saya mendapatkan tempat yang cukup lega). Perjalanan ke perbatasan (Poipet) kira-kira memakan waktu 2 jam. Meskipun sudah ada perjanjian antara RI dan Cambodia bulan Juni 2010, namun bebas visa belum terlaksana (berdasarkan info di internet, implementasi memakan waktu 6 bulan). Petugas di perbatasan mengatakan mungkin tahun depan (2011) WNI bebas visa di Cambodia, dan biaya visa on arrival sebesar USD 20 (jangan lupa membawa pasfoto 3x4 berwarna untuk visa). Petugasnya sangat ramah pada saya (ketika mengetahui saya WNI), menjadi teringat tulisan di sebuah blog yang mengatakan hal itu disebabkan jasa Soeharto ketika terjadi konflik di Cambodia. Benarkah? entahlah, namun saya satu-satunya yang tidak dimintai uang lebih untuk memproses visa. Meski ramah, petugasnya meminta uang tambahan (100 THB). Tentu saja, dengan berpatokan papan pengumuman yang ada di sana, anda dapat mendebatnya dan tidak memberikan uang tambahan.
Selanjutnya kami naik tuk-tuk dan membayar USD1 per orang (1 tuk tuk berisi 4 orang) menuju ke stasiun bus. Di stasiun bus, banyak orang yang menawarkan jasa penukaran mata uang. Ambil bus ke Suai dan dari Suai ke Siam Rip (ongkos bus total 200 THB). Dari Siam Reap, kami naik tuk-tuk menuju penginapan. Ada banyak penginapan di sana, anda bisa memilih dari tarif murah hingga yang mahal. Kami menginap di
Tropical Breeze Guest House di Wat Damnak Village, biaya kamar untuk 3 orang (USD 15), untuk 2 orang (USD 12). Fasilitas kamar: TV, hot water.
Dari penginapan, kami menuju ke
Cultural Village. Cultural Village sebagaimana Taman Mini-nya Cambodia, dan anda bisa melihat beberapa pertunjukan di sana. Harga tiket masuk USD 11. Besoknya, kami menuju ke Angkor Wat menggunakan Tuk tuk (mengenai Angkor Wat bisa dibaca di
sini). Untuk membeli souvenir, jangan lupa pergi ke night market. Ada juga old market, namun harganya lebih mahal dibanding night market. Saya membeli beberapa souvenir seperti scarf, kaos dan key chain. Jangan lupa untuk menawar.
Kami meneruskan perjalanan keesokan harinya menuju Pnom Phen (sebenarnya, untuk menghemat waktu bisa menggunakan bus malam menuju pnom phen). Perjalanan dari Siem Reap ke Pnom Phen memakan waktu 10 jam. Di sana kami menginap di Hotel Home Town, karena beberapa penginapan full. Receptionistnya cukup ramah, namanya Eat. Oya anda bisa nego harga di sini, apalagi jika menginap dalam waktu lama bisa dapat harga lebih murah. Harga kamar di Home Town USD 21/kamar, saya ambil kamar untuk 3 orang. Harga kamar sebenarnya bisa ditekan hingga USD 15/night. No breakfast, ada fasilitas komputer plus internet di loby, welcome drink, hot water (bisa sauna juga), refrigerator, dan international chanel. Dari Hotel ini bisa jalan ke central market (kebanyakan yang dijual sih baju-baju), river bank dan royal palace. Meski di Pnom Phen, bisa makan makanan Indonesia (kangen dengan masakan Indonesia)di Warung Bali, yang lokasinya nggak jauh juga dari hotel.
Keesokan harinya, kami mengunjungi S21 dan museum.Lalu ke Raseed market dan royal palace. Besoknya lanjut ke Sihanouk Ville by bus.
Dari Sihanouk Ville untuk ke HCMC (Vietnam) harus ke Pnom Phen, ada beberapa bus, yaitu bus pagi (08.00, 06.00) dan siang (12.00, 13.00). Untuk ke Vietnam nggak perlu visa, jadi langsung saja naik bus. saya ambil bus jam 08.00 dan sampai di HCMC pukul 14.00. Untuk penginapan di HCMC bisa dicari di kawasan pham ngu lao atau bu vien. Kali ini saya menginap di Madam Cuc (fasilitas free breakfast & dinner, internet, hot water). Bisa cari penginapan dengan harga murah (dulu saya pernah dapat kamar seharga USD 10 dan 7 di daerah Bu Vien).
Sesudah dapat penginapan, saya ke War Remnance Museum dan Ben Tham Market. Jangan lupa ikut tour sungai mekong dan kalau ingin mengetahui strategi perang Vietnam melawan Amerika bisa ikut tour Cu Chi Tunel. Namun saya belum kesampaian juga mengunjungi masjid yang ada di HCMC.
Karena sudah pernah ke HCMC, jadi besoknya saya memutuskan ke Dalat, city of eternal spring. Agar dapat harga bus murah, beli di agen busnya langsung. Harga tiket bus HCMC-Dalat: 130.000 dong. Saya berangkat pukul 08.00 dan sampai di Dalat pukul 12.00.
Selanjutnya dari Dalat ke Nha Trang menggunakan bus (perjalanan ke Nha Trang bisa dibaca di
sini). Perjalanan menuju Danang dari Nha Trang, saya tempun dengan sleeper train. Pengalaman pertama naik sleeper train dan saya nggak mau mencoba lagi. Mereka tidak membagi penumpang berdasarkan jenis kelamin dan rasanya kurang nyaman. Kereta berangkat pukul 12.00 am, uniknya penumpang dipersilahkan masuk ke dalam, kurang lebih 15 menit sebelum kereta datang. Jika datang lebih cepat, harus menunggu di ruang tunggu. Sampai di Danang pukul 10.00 WIB. Dari Danang, langsung menuju Hoi An dengan bus.