Menarik untuk mencermati perebutan kursi ketua umum partai berlambangkan pohon beringin tersebut. Bagaimana tidak, Golkar adalah salah satu partai besar di Indonesia yang kiprahnya mewarnai percaturan politik di negara ini. Tidak hanya itu saja, ketua umum Golkar yang baru pun mendapat tantangan untuk memikirkan kelanjutan partai tersebut, sebagaimana diketahui bersama Golkar dinilai gagal dalam pemilihan umum lalu, baik legislatif ataupun eksekutif.
Dalam persaingan tersebut terdapat dua nama yang disebut-sebut memiliki kans yang cukup besar, yaitu Surya Paloh dan Abu Rizal Bakri. Uniknya, perseteruan kedua kubu inipun menjadi 'perang' media (terutama televisi) yang menarik perhatian masyarakat. Keduanya merupakan penguasa media di tanah air, sebut saja Surya Paloh dengan M**** TVnya dan Abu Rizal Bakri dengan A* TV serta TV O**nya.
"perang' Media itu terlihat dari pemberitaan-pemberitaan stasiun-stasiun Televisi tersebut. Misalnya saja pada kasus lumpur Lapindo. Pada saat bersamaan, terdapat stasiun Televisi yang menayangkan topik yang sama, namun yang satu berbicara peran Lapindo Brantas yang berjasa menangani korban lumpur Lapindo, sementara yang lainnya memberitakan tentang nasib korban Lumpur Lapindo yang belum jelas. Stasiun televisi tersebut pun dengan gencar memberitakan kedua calon tersebut dengan pencitraan positif pastinya.
'Perang' media tersebut menunjukkan belum independennya media, dimana pemberitaan pun tergantung dari para pemilik modal. Padahal dalam sebuah negara yang demokratis diperlukan media yang independen sehingga bisa memberitakan segala sesuatu secara objektif. Ini penting, karena media berpengaruh besar dalam membuat wacana di masyarakat.
Perang Media dalam Perebutan Kursi Ketua Umum Golkar
Posted on 12:24 PM by ria permana sari
Related Posts:
lagi, tentang buruh migranPersoalan buruh migran masih saja menjadi hal yang biasa ditemui. Pun begitu, nyatanya upaya perlindungan terhadap buruh migran ini masih kurang. Beberapa teman yang aktif berusaha menyelesaikan permasalah ini mengeluhkan kur… Read More
dan bertanya aku padamuingin kutanyadalam kebisuan di antara kitadalam sepi yang kian nyataapa maumu atas itu semuakini biar angin yang kabarkantentang aku yang tak lagi peduli atas semuatentang aku yang hapus dirimu dari ingatankuwaktu tlah berlal… Read More
ketika hajatan menjadi bisnisBulan Juni - Agustus lalu barangkali adalah masa-masa hajatan. Apalagi di kampung-kampung, hajatan menjadi acara yang tidak bisa diganggu gugat. Beberapa pertemuan bahkan dibatalkan karena sibuk hajatan.lain ladang lain belal… Read More
sesalnyatanya aku masih saja merutukimeski syukur tlah coba kuhadirkanjalan ini begitu terjalhingga aku selalu mengaduh dan memakikuhitung haribetapa aku ingin segera angkat kakiberlari dan tak kembali di sudut ininamun nyatanya a… Read More
Tentang Mie InstanSaat saya berkunjung ke rumah teman saya - laki-laki, lajang- di tempat sampahnya ada banyak tumpukan bungkus mie instant. Persediaan mie instant di lemarinya pun lumayan banyak. Di suatu daerah, saya menjumpai seorang ibu da… Read More
1 komentar:
wah... politik, gak ngikutin saya.. :D
btw salam kenal, saya nyasar kesini.. :D
Post a Comment