Monday, October 20, 2008

Sekali Lagi, Tentang Persaudarian Perempuan

2

"untuk mereka yang perempuan"

dan juga untuk seseorang, semoga mengerti



Perempuan mengalami sejarah panjang ketidakadilan dan dihadapkan pada kondisi yang tidak diuntungkan karena budaya patriarki yang masih berakar di masyarakat. Pun demikian kondisi ini belum menjadikan persaudarian perempuan menjadi kuat.

Sepanjang saya berproses dalam hidup dan juga dalam proses yang dilahirkan menjadi perempuan, saya menjadi sedemikian merasakan hal tersebut benar adanya. Karenanya saya berusaha agar dalam sikap saya saya bisa ikut menguatkan ikatan persaudarian antara perempuan, ketimbang melemahkannya. Dalam beberapa kesempatan yang saya peroleh, saya mengalami perjumpaan dan berproses bersama-sama dengan banyak perempuan. Kami sama-sama bertekad untuk menguatkan persaudarian kami. Semoga semangat itu belum layu sebelum berkembang dan mengendap dalam kesadaran teman-teman perempuan saya. Sebagaimana saya yang mencoba untuk menjaga dan menguatkannya.

Persaudarian perempuan adalah hal penting dalam perjuangan perempuan. Pun begitu, hal ini bukan berarti nantinya akan menghadapkan perempuan vis a vis laki-laki. Namun bagaimana perempuan kemudian saling menguatkan dan berjuang untuk mendapatkan hak-haknya. Penghargaan terhadap pengalaman personal adalah salah satu usaha dalam memperkuat persaudarian.

Dalam berbagai pembicaraan dengan teman, terdapat kesamaan pendapat bahwa persaudarian perempuan lebih lemah dibandingkan persaudaraan laki-laki. Tampaknya memang demikian adanya. Hal ini bisa jadi akibat Cinderella complex yang dialami perempuan. Perempuan merasa senang jika menjadi pusat perhatian, sehingga merasa tidak senang dengan perempuan lain yang menjadi pusat perhatian orang. Tidak jarang jika kemudian yang saling terjadi adalah saling menjatuhkan. Dalam berbagai tayangan di televisi hal ini sangat terlihat jelas, demikian halnya dalam kehidupan ddi dunia nyata.

Hal yang paling mudah saya temui adalah dalam hal percintaan. Tidak jarang dalam kehidupan ditemui perempuan yang saling bersaing mendapatkan cinta. Terkait dengan hal tersebut saya adalah orang yang sangat tidak mentolerir perselingkuhan. Bagi saya, jika saya ‘menjalin hubungan’ dengan laki-laki (baik sudah memiliki istri, tunangan atau baru dalam level pacar) adalah bentuk penghianatan saya terhadap saudari saya yang lain. Cinta harus egois, kata seseorang kepada saya, tapi saya tidak akan mengorbankan persaudarian saya. Bagi saya persaudarian itu penting, meskipun saya tidak mengenal orang tersebut. Namun kadang terasa sakit juga saat mengetahui usaha saya ternyata justu dilemahkan oleh saudari saya yang lain. Padahal saya sudah menafikkan segala rasa yang saya punya dan memilih untuk mementingkan persaudarian saya. Namun tentu saja itu tidak akan meruntuhkan niat saya untuk membangun persaudarian yang tentu saja saya mulai dari diri saya sendiri. semoga nantinya saudari saya yang lain menyadari perlunya membangun itu.


Pun demikian dalam membangun persaudarian ini tentu saja tidak dengan secara membabibuta membela perempuan. Jika perjuangan perempuan adalah untuk mencapai tatanan kehidupan yang berkeadilan, berkemanusiaan dan setara maka hal-hal untuk mencapai itu harus diperhatikan. Ini tentu saja tidak hanya ada dalam kata-kata yang dilontarkan tetapi juga tercermin dalam perilaku sehari-hari.

Karenanya, maukah untuk berkomitmen pada diri sendiri untuk membangun dan menguatkan persaudarian sesama perempuan? Dan maukah untuk mengimplementasikannya dalam perilaku sehari-hari? Akhirnya, akankah hal tersebut menjadi kesadaran yang mengendap pada diri masing-masing perempuan?
Semoga…

2 komentar:

fuhrer banditz said...

hm.. Tulisan mengenai isi hati y mbak... Cinta memang harus egois! tetapi, jika ada pertengkaran, itu satu bentuk "ketamakan" manusia terhadap cinta... terus berkarya yah...

Anonymous said...

semua tulisan saya rasanya adalah isi hati saya.
tentang cinta harus egois itu, rasanya saya tidak terlalu setuju, apalagi jika hal itu harus mengorbankan persaudarian saya. itu intinya..
terima kasih