Saturday, November 05, 2011

Qurban: to understand the pain of others

6


Sehari sebelum Idul Adha, membuat saya ingin merenungkan makna dibalik hal tersebut. Apa yang terbersit dalam benak anda ketika ditanyakan tentang Idul Adha? Mungkin jawabnya ada Nabi Ibrahim, sapi, hewan kurban, penyembelihan,... Saya tidak akan menulis tentang bagaimana sejarah kurban, karena hal tersebut dapat dengan mudah didapatkan di internet.

Menjadi teringat dengan hari Raya Idul Adha yang sudah-sudah, bagaimana saya menjadi sedih ketika menatap hewan-hewan kurban tersebut. Berqurban tidak hanya harus menyisihkan sebagian harta anda untuk membeli hewan qurban dan membaginya dengan kaum papa, tapi juga mengorbankan hidup mahkluk yang lain. Hal ini membuat saya tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Nabi Ibrahim kala itu, mengutip twitter Gunawan Muhammad:
Mungkin kita lupa bahwa yg harus dikorbankan Nabi Ibrahim dua hal: seorang bocah yg tak bersalah dan ikatan batinnya dgn si anak.


Hal tersebut rasanya berat dan saya tak bisa membayangkan jika saya berada dalam posisi tersebut. Betapa berat pengorbanan itu. Bahkan dalam kasus hewan kurban, kita membeli hewan kurban dan kemudian menyembelihnya. Bagaimana qurban yang kita lakukan mengantarkan mahkluk lain dalam sakit dan kematian. Hubungan qurban tidak hanya antara orang yang berqurban dan kaum papa yang kemudian menerima daging kurban, tetapi juga dengan hewan yang dikurbankan. Mungkin hubungan yang terakhir kurang kita perhatikan, namun jika kita hayati akan membuat kita tersadar tentang arti pengtingnya hidup, dan merefleksi pengorbanan yang kita lakukan. Kita tidak hanya berkorban dengan menyisihkan harta untuk membeli hewan qurban, tetapi juga mengorbankan hidup hewan tersebut.

Esensi dari berkorban tidak hanya berbagi dengan orang lain (terutama mereka yang tak berpunya), tetapi juga memaknai pengorbanan yang dilakukan. Ini tentu saja tak hanya berlaku pada hari raya idul adha, tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita. Hal kecil saja, pernahkah kita berpikir ketika mengkonsumsi sesuatu, untuk menjadi suatu barang tentu ada pengorbanan yang dilakukan. Ketika menjumpai makan siang kita, mungkin itu adalah pengorbanan ibu/ayah/istri/suami kita yang melupakan rasa lelah setelah bekerja mencari uang dan membuat masakan tersebut yang bahkan mungkin mengorbankan waktu istirahatnya. Jika kita merunut asal suatu barang makan akan banyak cerita pengorbanan-pengorbanan yang akan kita dapatkan. Hal ini akan membuat kita lebih menghargai sesuatu dan memaknai sesuatu bahkan hal kecil sekalipun.

Selamat merayakan idul adha...





6 komentar:

Rovie Betawie said...

sungguh hebat bagi mereka yang pandai memaknai arti pengorbanan yang sesungguhnya :)

Rovie Betawie said...

sungguh hebat bagi mereka yang pandai memaknai arti dari pengorbanan yang sesunggunya :)

Anonymous said...

ria pada kasus hewan kurban ketika kita membeli lalu mengkorbankannya, ya karena memang syariatnya seperti itu. Islam tidak bisa dijelaskan dengan akal tetapi dapat dipahami dengan pengetahuan.
tetapi pada kalimat banyak pengorbanan yg dilakukan ortu kita, atau teman kita i'm agreed with u my friend.

Anonymous said...

ria pada kasus hewan kurban ketika kita membeli lalu mengkorbankannya, ya karena memang syariatnya seperti itu. Islam tidak bisa dijelaskan dengan akal tetapi dapat dipahami dengan pengetahuan.
tetapi pada kalimat banyak pengorbanan yg dilakukan ortu kita, atau teman kita i'm agreed with u my friend.

rumput halaman said...

Qurban adalah perlambang ke ikhlasan, semoga berbahagia...

rumput halaman said...

Idul Qurban adalah lambang ke ikhlasan, terima kasih note nya, bagus sekali untuk kita kaji...trims