If you judge people, you have no time to love them
Thursday, January 03, 2013
Sunday, December 23, 2012
blog and my new blogs
Saturday, December 22, 2012
memaknai 22 desember, lebih dari sekedar hari ibu
- mengirimkan mosi kepada pemerintah kolonial untuk menambah sekolah bagi anak perempuan
- pemerintah wajib memberikan surat keterangan pada waktu nikah (undang-undang perkawinan; dan segeranya diadakan peraturan yang memberikan tunjangan kepada janda dan anak-anak pegawai negeri Indonesia
- memberikan beasiswa bagi siswa perempuan yang memiliki kemampuan belajar tetapi tidak memiliki biaya pendidikan, lembaga itu disebut stuidie fonds
- mendirikan suatu lembaga dan mendirikan kursus pemberantasan buta huruf, kursus kesehatan serta mengaktifkan usaha pemberantasan perkawinan anak-anak
- mendirikan suatu bdan yang menjadi wadah pemufakatan dan musyawarah dari berbagai perkumpulan di Indonesia, yaitu Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI)
- PPPI bertujuan memberikan informasi dan menjadi mediator berbagai perkumpulan perempuan di dalamnya.
Saturday, July 14, 2012
Kutunggu Kau Di Sini
aku memintal doa
untuk dia yang tercinta
kembalilah dia yang terkasih
lelah sungguh aku menanti berakhirnya 1 dasawarsa
namun kau tak kunjung kembali
tiap purnama kutunggu kau di ujung jembatan ini
tempat terakhir kau kutemu
“Bapak mau ke jembatan lagi?” tanya Wati, anak semata wayangku.
“Iya, siapa tahu hari ini ibu pulang. Kontrak ibu kamu kan 10 tahun, sekarang sudah lebih 3 bulan, harusnya ibumu sudah pulang.” Kataku sambil menyisir rambutku yang kian menipis dan mematut-matutkan diriku di kaca sebelum pergi. Aku tak mau kelihatan buruk ketika menyambutmu nanti.
Hari ini tepat 10 tahun 3 bulan kau pergi tinggalkan kami semua demi secercah harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Semua orang menganggap apa yang kulakukan sia-sia, terlebih ketika sudah 4 tahun kau tak ada kabar dan tak lagi mengirimi kami uang, namun tak pernah selintaspun pikiran buruk di otakku. Aku yakin, kau pasti akan kembali, sebagaimana dulu janji yang kau sampaikan. Sebagaimana janji yang dulu aku ucapkan, kan kutunggu kau di sini, di ujung jembatan ini.
“Nunggu Marni lagi Kang?” sapa Kang Ahmad.
“Iya, siapa tahu hari ini dia pulang.”
“Saya nunggu istri saya, kemarin saya ditelpon katanya hari ini dia pulang,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Kami terdiam. Aku membayangkan diriku juga ditelpon bahwa istriku pulang hari ini, namun pak Ramli tidak memberitahu apapun juga. Ya, selama ini jika istriku menelpon selalu ke nomor Pak Ramli, karena kami tak punya pesawat telepon atau handphone.
“Kang, kok nangis.. Sebentar lagi istrinya kan datang,” kataku ketika mendengar kang Ahmad terisak.
“iya kang, jenazah istri saya tepatnya.”
Aku terdiam, Darti istri kang Ahmad pergi jadi TKI, dua tahun sesudah kepergian istriku dan sekarang… Tidak, Marni baik-baik saja di sana. Aku yakin itu, aku selalu mendoakannya tiap malam. Aku selalu meminta Tuhan untuk menjaganya, dan bukankah di sana ada pemerintah yang akan membantu dan menjaganya ketika dia kesulitan?
Akhirnya mobil yang membawa jenazah istri Kang Ahmad datang. Dengan berat hati aku tinggalkan jembatan itu dan mengikuti Kang Ahmad yang melangkah gontai menuju rumahnya. Semoga jika Marni datang hari ini, dia bisa memahami mengapa aku tak ada di ujung jembatan itu, menantinya sebagaimana ucapku padanya 10 tahun yang lalu.
***
Belum empat tahun usiaku kala itu, ketika ibuku pergi ke jazirah Arab untuk mengais rezeki di sana. Kenangan tentang ibuku tak sedikitpun tertinggal di sini. Yang aku tahu, dia pasti orang yang sangat baik dan mencintai Bapak. Jika tidak, mengapa tiap hari Bapak selalu menyempatkan ke jembatan untuk menantinya? Tiap tanggal 1 bulan Agustus, seharian penuh Bapak bakal menunggu ibu di Jembatan Cilet. Dulu Bapak selalu mengajakku, ketika aku belum bersekolah sambil menceritakan bagaimana ibu.
Sia-sia, apa yang Bapak lakukan. Namun tak pernah aku katakana hal itu padanya, semua orang sudah mengatakan hal itu padanya, namun dia tak pernah bergeming pada keyakinannya bahwa ibu pasti kembali. Bapak tak pernah peduli bahwa sudah 4 tahun Ibu tak pernah lagi mengirimkan kabar.
“Terakhir kali ibumu menelpon, dia bilang majikannya baik. Dia sehat di sana dan akan segera pulang.”
Demikian selalu kata bapak, entah itu untuk meyakinkan aku atau dirinya sendiri bahwa ibu baik-baik saja di sana. Aku sudah melepas harapan akan bertemu dengan ibu, sudah terlalu banyak cerita sedih tentang TKI yang aku dengar. Kemarin Mila, temanku bercerita tentang kakaknya yang pulang dan menjadi gila karena trauma akibat perkosaan yang dia alami. Atau Sidik yang menangis karena ibunya pulang dalam keadaan tak bernyawa.
Diam-diam aku hubungi pak Cardi, orang dari desa sebelah yang gencar membela hak-hak TKI. Banyak yang bilang, kita bisa minta bantuannya untuk mencari kerabat kita yang pergi jadi TKI dan tak ada kabar. Namun tentu saja itu tidak berarti usahanya selalu berhasil, namun setidaknya dia berusaha membantu. Pernah satu kali aku ajak Bapak ke sana, namun Bapak malah memarahi dengan alasan aku berpikir yang bukan-bukan tentang keadaan ibu.
“Kalau kita berpikir positif, itu yang akan terjadi,” demikian selalu kata Bapak.
“Kamu lihat Santi, dia tidak ada kabar selama 5 tahun, toh nyatanya dia pulang juga. Sukses lagi.”
***
Angin masih meniupkan mimpiku
pulang, kembali bersama mereka yang terkasih
namun getir dingin membuyarkan lamunanku
besok pagi aku dipancung
Sudah sepuluh tahun aku meninggalkan keluargaku. Tentu Wati sudah besar sekarang, terakhir kali aku menelpon mereka, Wati bilang dia rangking satu di kelasnya dan dia ingin jadi bidan. Tentunya tak akan aku biarkan nasib Wati berakhir seperti aku, jadi TKI. Bukan.. bukan karena ini pekerjaan yang buruk. Tidak ada pekerjaan yang buruk. Hanya saja aku takut, takut pengalamanku akan berulang padanya.
“Mas, tolong uang yang aku kirim, kau simpan juga untuk masa depan Wati. Aku ingin dia jadi orang yang sukses. Tak mengapa rumah kita masih buruk seperti dulu ketika aku tinggalkan.”
Demikian selalu kata-kataku pada suamiku. Tak ingin sedikitpun aku membuatnya khawatir dengan menceritakan keadaanku yang sebenarnya. Semuanya berubah empat tahun lalu. Majikanku sering sekali memukuli, sejak usahanya tak lancar. Pekerjaan aku selalu saja dibilang tidak baik dan terakhir aku dituduh akan membunuh mereka. Tuhan… aku memang benci pada mereka, pada perlakuan mereka. Aku benci mereka karena mereka tak membayar gajiku, yang harusnya bisa aku kirimkan ke keluargaku. Tapi sungguh, aku tak akan pernah membunuh mereka, itu dosa.
Segala pembelaanku tak juga diindahkan, hingga akhirnya aku berada di penjara. Dimana-dimana mereka dulu yang menjanjikan akan membantu aku ketika aku kesulitan, mengapa tak nampak batang hidungnya? Aku tidak ingin mati di sini, aku ingin bertemu keluargaku.
***
Sudah beberapa hari ini Pak Karsa termenung, istrinya tak kunjung datang. Beberapa kabar buruk yang datang tentang tetangganya yang juga menjadi TKI, membuatnya semakin resah dengan keadaan istrinya.
“Wati, Bapak mau ke tempat pak Cardi.”
“Kenapa pak? Ada berita tentang Ibu?”
“Bapak mau minta bantuannya, agar tahu dimana ibumu.”
Tidak beberapa saat kemudian, pintu rumah kami diketuk. Buru-buru aku membukanya.
“Pak Cardi…” kataku
“Wah baru saja saya mau ke rumah sampeyan, kang.”
Pak Cardi terdiam dan memandang Wati dengan getir, membuat Wati semakin merasa gelisah.
“Ada berita tentang Ibu kan Pak?” Wati terisak.
Pak Karsa terdiam, mematung dan memandang Pak Cardi.
“Kang, sabar ya.. saya baru dapat beritanya tadi. Istri sampeyan bakal dihukum mati besok. Majikannya menuduh istri sampeyan akan membunuh mereka.”
“Itu tidak mungkin Kang, istri saya tidak seperti itu. Itu bohong… ini tentu gara-gara saya yang berpikiran buruk tentang istri saya. Ini gara-gara saya. Kejadian kan…”
Wati memandang Bapaknya dan mengajaknya duduk di kursi serta berusaha menenangkannya.
Empat tahun tanpa kabar
Berbagai berita sedih terlalu sering kudengar
Guruku berkata para TKI adalah pahlawan devisa
Bagaimana bisa seorang pahlawan dibiarkan mati di sana
Dibiarkan diperkosa atau dianiaya
Empat tahun tanpa kabar
Sejak saat itu telah kurelakan dirimu
against all odds - mariah carey
How can I just let you walk away
Just let you leave without a trace
When I stand here taking
Every breath with you oohhhh
You're the only one
Who really knew me at all
How can you just walk away from me
When all I can do is watch you leave
'Cause we've shared the laughter and the pain
And even shared the tears
You're the only one
Who really knew me at all
So take a look at me now
'Cause there's just an empty space
There's nothing left here to remind me
Just the memory of your face
So take a look at me now
'Cause there's just an empty space
And you coming back to me, is against the odds
And that's what I've got to faceeeee
I wish I could just make you turn around
Turn around and see me cry
There's so much I need to say to you
So many reasons why
You're the only one
Who really knew me at all
So take a look at me now
'Cause there's just an empty space
There's nothing left here to remind me
Just the memory of your face
So Take a look at me now
Cause there's just an empty space
But to wait for you is
All I can do
And that's what I've got to face.
Take a good look at me now
'Cause l'll still be standing (standing here)
And you coming back to me is against all odds
That's the chance I've got to take
(chance I got to take, got to takeeee)
Yeahhhhh
Take A look at me now
(Take A Look at me nowwwww)
love takes time -- mariah carey
But I let it slip away
Couldn't see I treated you wrong
Now I wander around
Feeling down and cold
Trying to believe that you're gone
[Chorus:]
Love takes time
To heal when you're hurting so much
Couldn't see that I was blind
To let you go
I can't escape the pain
Inside
'Cause love takes time
I don't wanna be here
I don't wanna be here alone
Losing my mind
From this hollow in my heart
Suddenly I'm so incomplete
Lord I'm needing you now
Tell me how to stop the rain
Tears are falling down endlessly
[Chorus]
You might say that it's over
You might say that you don't care
You might say you don't miss me
You don't need me
But I know that you do
And I feel that you do
Inside
[Chorus]
cinta
Pengalaman masa lalu membuatku ragu akan cinta, membuatku memiliki pandangan lain tentang cinta
perasaan takut dikhianati, perasaan takut ditinggalkan
hingga kemudian aku ternyata jatuh cinta padanya
dia yang meyakinkan aku untuk cerita yang berbeda
sayangnya pengalaman masa lalu masih berbayang, menghantuiku
aku tak sedang berjanji
tapi aku berusaha untuk kesempatan
menjadikannya cerita yang berbeda
I'll love you forever, I'll like you for always, As long as I'm living my baby you'll be
Thursday, July 12, 2012
sylvia
Dying is an art, like everything else. I do it exceptionally well. I do it so it feels like hell. I do it so it feels real. I guess you could say I've a call.Sylvia Platt
Beberapa waktu lalu saya menonton film berjudul "Sylvia", film ini merupakan autobiografi dari Sylvia Platt. Sylvia adalah penyair perempuan, seorang Amerika. Dia akhirnya menikah dengan seorang penyair juga, Ted Hudges. Hubungan mereka diliputi dengan cinta, mereka memiliki dua orang anak, tapi ini bukan akhir dari hubungan mereka. Masa lalu Sylvia, yang membuatnya mentally unstable membuat hubungan mereka menjadi sulit dan hal ini diperburuk dengan affair yang dilakukan Ted. Akhirnya mereka berpisah, ketika Sylvia mengetahui hubungan Ted dengan Assia, seorang penyair. Perpisahannya dengan Ted membuat Sylvia merasa tertekan, meski kemudian dia bisa menuliskan puisi-puisi yang briliant tentang kesedihan dan "blackness." Sejatinya, cinta Sylvia pada Ted tidak berubah dan perpisahan mereka membuatnya menjadi lemah. Sylvia akhirnya memutuskan untuk meminta Ted kembali padanya. Meski keduanya masih saling mencintai, namun Ted tidak bisa kembali menjalin hubungan dengan Sylvia karena Assia sedang hamil. Hal ini benar-benar membuat Sylvia terpukul dan ia memutuskan untuk bunuh diri.
--
film ini sangat berkesan bagi saya dan saya melihat diri saya pada Sylvia. Saya pernah berkata pada seseorang, ketika dia mengatakan hal yang sama pada saya, "Saya akan memastikan, dia tidak akan memiliki cerita yang sama dengan Sylvia." Saya berjanji itu padanya, but none promise me that I wouldn't have different story since i think i'll do the same as her one day... I'll make my theatrical
Tuesday, June 05, 2012
Sosial Media, the End of Gender?
menjadi feminis
Ada banyak reaksi ketika seseorang mengatakan dirinya feminis, demikian halnya dengan saya yang mengatakan tengah berproses menjadi feminis. Satu pihak mendukung, ada yang netral dan ada yang mengkritik baik langsung ataupun tak langsung. Saya tak pernah ambil pusing, karena bagi saya ini adalah hak saya, toh saya tak merugikan orang lain. Pun demikian saya menjadi ingin menuliskannya.
Bagi beberapa orang feminis dicap sebagai pembenci laki-laki, lesbian, pendukung aborsi, menginginkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, menentang kodrat,..... Mungkin ada punya pendapat tersendiri tentang hal tersebut? Bagi saya, menjadi feminis adalah menentang perlakuan diskriminatif, eksploitatif dan marginalisasi (tidak hanya atas nama gender). Saya sependapat dengan apa yang dikemukan bell hooks,
feminism is a movement to end sexism, sexist exploitation and oppression
bersambung, mo ngerjain tugas dulu